JAKARTA-Rencana pencabutan subsidi BBM jenis solar akan berdampak langsung pada naiknya porsi biaya distribusi logistik nasional 3%-4%. Untuk memangkas dampak negatif sektor usaha ini, pemerintah diminta menyiapkan jaring pengaman logistik.
Berdasarkan asumsi pelaku usaha logistik, setiap kenaikan harga BBM bersubsidi 10%, akan mendorong naiknya biaya distribusi sekitar 3%-4% dari ketentuan harga saat ini. Sejauh ini, kontribusi BBM terhadap struktur komponen biaya operasional logistik berkisar 30%.
Ketua Umum Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) Zaldy Masita menyatakan pemerintah perlu menyiapkan jaring pengaman logistik agar biaya transportasi tidak melonjak tinggi.
ANALISIS SCI
Chairman Supply Chain Indonesia (SCI) Setijadi menuturkan kenaikan harga BBM dalam waktu dekat ini akan berdampak pada naiknya biaya operasional sektor transportasi dan logistik.
Berdasarkan hasil analisis SCI, porsi biaya BBM sekitar 29%–32% dari total biaya operasional truk. Bila kenaikan harga BBM solar dari Rp5.500 per liter menjadi Rp6.500 per liter, akan menaikkan biaya operasional sekitar 4%.
Jika kenaikan menjadi Rp7.500 per liter akan mengerek biaya operasional sekitar 8%-9%, dan jika kenaikan menjadi Rp8.500 per liter akan menaikkan biaya operasional sekitar 12%–13%.
Sumber dan berita selengkapnya:
Bisnis Indonesia, edisi cetak 13 November 2014