Oleh: Nafeesa Tantyharsha, S.T. | Junior Consultant at Supply Chain Indonesia
Mengelola gudang yang memiliki ukuran besar merupakan pekerjaan yang sangat menantang dan membutuhkan skill yang sesuai. Di berbagai perusahaan, warehouse management berada di level atas yang membutuhkan biaya yang tidak sedikit, serta banyak investasi yang terlibat di fasilitas tersebut. Mengapa gudang perlu dikelola secara teliti?
Aktivitas yang ada di gudang setiap harinya tentu saja tidak sedikit. Ada kemungkinan ratusan order yang diterima per hari dan semuanya membutuhkan konsolidasi individual, pengepakan, dan pengiriman yang menggunakan ratusan alat pengangkut. Berbagai macam aktivitas ini perlu dikendalikan agar gudang dapat berfungsi dengan baik. Contohnya, untuk jangka panjang dan menengah, perencanaan kapasitas perlu dilakukan untuk memastikan pertumbuhan dapat diakomodasi sehingga pada saat seasonal peak dapat dipenuhi di tingkat yang dibutuhkan. Dalam perencanaan jangka pendek, perincian perencanaan beban kerja diperlukan untuk memastikan bahwa peralatan dan staf yang dibutuhkan sudah tersedia sesuai dengan kebutuhan.
Selain perencanaan, hal yang perlu diperhatikan lagi dalam pengelolaan gudang adalah adanya penilaian resiko untuk meneliti potensi bahaya, mencegah bahaya, dan memperkecil kerusakan. Contohnya, pembuatan untuk posisi supir truk, picking and packing stations. Peraturan-peraturan ini biasanya dikeluarkan oleh Storage Equipment Manufacturers Association (SEMA) di Inggris dan Fédération Européenne de la Manutention (FEM) di Eropa.
Monitoring
Pengukuran performance yang berkelanjutan untuk memonitor process improvement. Gudang perlu dioperasikan dalam layanan yang ketat, standar biaya, dan kegagalan untuk mencapai sejumlah tujuan secara bersamaan, seperti minimisasi biaya, kiriman tepat waktu, dan akurasi ketertiban. Pentingnya monitoring ini karena gudang merupakan tempat terakhir sebelum barang dikirimkan ke konsumen sehingga perlu beberapa pengukuran untuk memastikan gudang bekerja secara efektif. Pengukuran ini termasuk::
• percentage of orders dispatched on time
• percentage of orders fully satisfi ed
• accuracy of order fill
• stock availability in the warehouse
• order lead time
• returns and customer complaints
Efisiensi Operasional
• Jumlah barang yang diambil setiap orang per jam
• Jumlah pesanan yang diambil setiap orang per jam
• Waktu beroperasi peralatan
Efisiensi Biaya
• Biaya barang
• Biaya per pallet
• Kesesuaian anggaran
Pemanfaatan Sumber Daya
• Persentase kapasitas pallet yang digunakn
• Jumlah jam peralatan digunakan
• Standar jam kerja
Kelengkapan Persediaan
• Persentase lokasi dengan persediaan yang benar
• Persentase SKU dengan persediaan yang benar
• Stock turn
Waktu Siklus
• Jumlah rata-rata waktu diantara kedatangan barang di lokasi dan penyimpanan ke gudang
• Jumlah rata-rata waktu diantara pemesanan dari konsumen dan pengiriman ke konsumen
Keamanan
• Jumlah hari tanpa kecelakaan
• Waktu pelatihan tentang safety
• Ketaatan dalam audit keamanan dan hazard monitoring
Personnel
• Jumlah hari pelatian skill
• Persentase staf yang multi-skilled
• Angka ketidakhadiran dan sakit
Lingkungan
• Penggunaan listrik dan gas
• Daur ulang air
Operational Parameter
Saat monitoring dilakukan, perlu ada parameter sebagai indikator apakah monitoring pengelolaan gudang terlaksana dengan baik. Parameter tersebut antara lain:
• throughput
• jumlah of SKUs
• karakteristik beban unit
• karakteristik produk
• lines per order
• units per order line
• added value requirements
Referensi:
Rushton, Alan., et al. The Handbook of Logistic & Distribution Management. London: Kogan Page Limited., 2010
Download artikel ini:
Pengelolaan_Gudang.pdf (105.7 KiB, 2,062 hits)