Liputan6.com, Jakarta – Indonesia menjadi salah satu negara kepulauan terbesar di dunia. Adanya keanekaragaman hayati yang di Indonesia bisa jadi pelajaran oleh negara-negara lain di dunia. Terkait hal itu, Indonesia bekerja sama dengan USAID SEA Project dalam bidang kelautan dan perikanan.
“Kita patut bersyukur sudah 10 tahun terakhir ini kita mulai menerapkan wilayah pengelolaan perikanan (WPP) yang terbagi menjadi 11 WPP di seluruh Indonesia. Itu merupakan cikal bakal bagi kita untuk pengelolaan perikanan di Indonesia,” kata Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Syarief Widjaja, dalam acara USAID SEA Lessons Learned 2020 Virtual Symposium, baru-baru ini.
Saat ini, kata Syarief, Menteri Kelautan dan Perikanan telah menyetujui suatu konsepsi bahwa wilayah pengelolaan perikanan Indonesia akan dimulai secara bertahap untuk dikelola secara WPP yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan.
“Stakeholders tersebut mulai dari perguruan tinggi, pelaku usaha, asosiasi-asosiasi perikanan, semua akan terkait di situ,” ujar Syarief.
Tahap selanjutnya akan dipelajari tentang stock assessment methodology. USAID SEA Project telah me-review terhadap apa yang telah dilakukan KKP selama ini terkait tentang stock assessment methodology.
“Kita juga akan mengembangkan hasil stock assessment ini menjadi suatu landasan untuk menetapkan suatu propose stock assessment methodology yang lebih tepat di masa yang akan datang. Terutama terkait dengan komoditas (perikanan),” kata Syarief.
Sumber dan berita selengkapnya:
https://www.liputan6.com/lifestyle/read/4394764/pengelolaan-perikanan-harus-mulai-berpijak-pada-komoditas-tertentu
Salam,
Divisi Informasi