JAKARTA – Kementerian Perhubungan akan mendorong kembali pemberlakuan pelayaran jarak pendek sebagai solusi untuk mengatasi stagnasi pengiriman logistik di Pulau Jawa.
Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono mengatakan penerapan pelayaran jarak pendek atau short sea shipping (SSS) dan kereta api merupakan salah satu solusi untuk mengatasi kemacetan ataupun stagnasi pada proses pengiriman barang di Pulau Jawa.
Menurutnya, sejauh ini sudah ada pelayaran jarak pendek untuk Jakarta-Surabaya, tetapi peminatnya masih rendah. Para pemilik barang cenderung menggunakan angkutan jalan karena lebih murah dan langsung sampai ke tujuan akhir pengiriman.
Kondisi itu, katanya, membuat SSS kalah bersaing dibandingkan dengan angkutan jalan. Oleh karena itu, pemerintah menginginkan agar pengiriman barang melalui SSS dapat lebih kompetitif. “Mungkin ada pengurangan cost di pelabuhan,” katanya, Selasa (22/7).
Ambrolnya Jembatan Utama Comal di Pemalang, Jawa Tengah, telah berdampak sistemis yang merugikan sektor logistik nasional. Sejumlah kontainer tertahan di Terminal Peti Kemas Semarang (TPKS) Pelabuhan Tanjung Emas akibat keterlambatan angkutan logistik.
Supply Chain Indonesia (SCI) memperkirakan terjadi lonjakan biaya pengangkutan bahan kebutuhan pokok hingga 25% akibat ambrolnya Jembatan Comal.
Setijadi, Chairman SCI, mengatakan kerusakan jalan di jalur Pantura telah mengganggu kelancaran pendistribusian barang mengingat sekitar 80% proses pengiriman barang di Pulau Jawa ditempuh melalui angkutan jalan.
Akibatnya, hal ini berdampak pada meningkatnya waktu dan biaya pengiriman barang, sehingga pendistribusian barang di Pulau Jawa mengalami kenaikan biaya hingga 25%.
Sumber dan berita selengkapnya:
Bisnis Indonesia, edisi cetak 23 Juli 2014