Oleh: Gina Noor Sela Ariella Yasmin, S. E.
Junior Consultant | Supply Chain Indonesia
Bisnis e-commerce di Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat. Hal tersebut dapat dilihat pada beberapa tahun terakhir bahwa bisnis e-commerce ini menjadi sebuah trend dan menjadi sebuah peluang dalam berbisnis di masyarakat.
Pada dasarnya e-commerce melakukan sourcing dan delivery[1]. Tujuan dari sourcing adalah mendapatkan barang-barang dari merchant atau supplier untuk diperdagangkan secara online, sementara delivery menjadi hal yang paling penting dikarenakan delivery ini memastikan pengiriman barang yang dipesan customer dapat dikirim tepat waktu.
Pertumbuhan e-commerce yang begitu cepat dapat memberikan peluang bagi perusahaan yang bergerak di bidang bisnis e-commerce. Peluang dapat dilihat oleh para pelaku usaha e-commerce sehingga dapat melakukan kerja sama dengan perusahaan penyedia jasa logistik untuk memberikan solusi permasalahan pengelolaan logistik e-commerce yang dapat dilihat dari aspek quality, cost, dan time.
Pertumbuhan E–Commerce di Indonesia
Menurut laporan Ken Research yang diakses di jurnalmaritim.com[2] yang berjudul “Logistik dan Pergudangan Indonesia Menurut Sektor (freight forwarding, warehousing, VAS) oleh Domestic and International Services – Outlook 2021”, Compound Annual Growth Rate (CAGR) di pasar logistik Indonesia diperkirakan mencapai 7,9% dalam 5 tahun ke depan hingga 2021. Freight forwarding menjadi segmen dengan pertumbuhan tercepat dengan perkiraan CAGR sebesar 9,2%.
Menurut katadata.co.id dalam teknologi.id, jual beli e-commerce di tingkat global mengalami peningkatkan yang pesat. Hal tersebut dilihat dari nilai transaksi e-commerce atau toko online yang diprediksi akan melebihi 230% di tahun 2021 menjadi US$ 4,48 triliun atau setara dengan Rp60.467 triliun[3]. Data tersebut dapat dilihat pada grafik di bawah ini.
Kebutuhan Warehouse Meningkat
Laporan riset yang dirilis Savills Plc pada Desember 2017 yang merupakan perusahaan konsultan properti, menyatakan bahwa kebutuhan ruang gudang logistik akan meningkat sekitar 240.000 m2 pada tahun 2021. Peningkatan kebutuhan tersebut sejalan dengan perluasan bisnis e-commerce. Ekspansi e-commerce akan menjadi tumpuan baru bagi sektor logistik di mana sebelumnya bersandar pada industri manufaktur.
Saat ini, dengan kontribusi penjualan terhadap total penjualan ritel hanya sebesar 1%. Bisnis e-commerce sudah menyumbang 3% dari total pasokan 8,1 juta m2 gudang logistik. Dilihat dari pertumbuhan 20% per tahun, kontribusi e-commerce diperkirakan akan mencapai 7% – 8% atau senilai US $ 14,47 miliar pada 2021 atau meningkat 2,08 kali lipat. Hal tersebut mengakibatkan dibutuhkannya tambahan ruang logistik sebesar 2 kali lipat[4].
Secara umum, Savills menilai industri logistik akan tumbuh berkat kinerja sektor konsumsi, sejalan dengan pertumbuhan penduduk Indonesia yang pada tahun 2020 diperkirakan akan mencapai 270 juta. Dibandingkan tahun 2010, tingkat pengeluaran konsumsi meningkat 1,42 kali menjadi Rp1,309 triliun.
Kinerja e-commerce berkembang pesat karena industri ini merambah pada semua segmen, tidak terbatas hanya pada perusahaan besar saja. Savills menyebutkan, kehadiran perusahaan penunjang logistik atau disebut logistics enabler, sangat membantu perkembangan e-commerce. Perusahaan logistics enabler menyediakan layanan penanganan logistik untuk e-commerce, mulai dari pergudangan, distribusi, sampai foto produk. Kehadiran para enabler ini membuat perusahaan e-commerce bisa fokus dalam penjualan tanpa harus menangani pengiriman barang.
Tantangan E-Commerce
Menurut pengawas Asosiasi E-commerce Indonesia (idEA) yang diakses di www.maxmanroe.com[5], tantangan dan hambatan e-commerce antara lain:
- Alat pembayaran bukan dari rekening bank
Alat pembayaran di setiap transaksi e-commerce pada umumnya menggunakan metode pembayaran yang dilakukan secara transfer berupa kartu kredit, kartu debit, mobile banking, dan yang lainnya. Namun, dari masyarakat Indonesia sendiri masih banyak yang belum memiliki rekening bank. - Koneksi internet yang lambat
Apabila dibandingkan dengan negara lain, koneksi internet di Indonesia ini sangat lambat. Terutama di beberapa wilayah Indonesia yang terbilang pelosok yang kadang bahkan sama sekali tidak memiliki jaringan internet. Ketersediaan jaringan internet ini perlu adanya untuk mendukung perkembangan bisnis e-commerce di Indonesia. - Standardisasi logistik pengiriman dalam bisnis e-commerce
Konsumen sering kali merasa dirugikan karena berbagai masalah terkait pengiriman barang/produk e-commerce, seperti keterlambatan pengiriman, barang yang dikirim mengalami kerusakan, dan kadang pula terdapat barang yang dikirim tidak sesuai dengan pesanan. Hal tersebut terjadi dikarenakan standar logistik yang mencakup waktu pengiriman barang dan pengiriman barang belum memadai.
Strategi Pengiriman Logistik E-Commerce
Pengiriman logistik e-commerce memerlukan strategi kolaborasi antarpengusaha agar pelayanan menjadi lebih baik terutama untuk Indonesia yang merupakan negara kepulauan. Berdasarkan hasil penelitian Ernst & Young dalam studi Roadmap E-commerce Indonesia yang dikases di ekonomi.bisnis.com[6], bisnis e-commerce diperkirakan meningkat 10 kali lipat dari tahun 2015 hingga 2020 dan mencapai angka Rp1.800 triliun. Bagi pengusaha jasa pengiriman barang. Hal tersebut dapat menjadi potensi besar apabila disertai dengan sistem yang kuat.
Selain itu, bisnis e-commerce perlu memiliki strategi pemasaran yang komprehensif. Strategi ini bertujuan untuk pertumbuhan dari bisnis e-commerce itu sendiri agar mampu bersaing. Hal tersebut menjadi perhatian besar bagi pelaku usaha e-commerce di Indonesia untuk mengidentifikasi tujuan, visi dan misi, mengindentifikasi target pelanggan, rencana promosi multi-channel, dan lain sebagainya. Multi-channel marketing merupakan strategi yang efektif untuk menarik audience yang lebih besar.
Potensi Penggunaan Teknologi GPS
Perkembangan teknologi saat ini memberikan dampak hampir di semua sektor, di mana pelaku usaha logistik pun menggunakan teknologi terkini sebagai penunjang kinerja. Di antaranya dengan menggunakan jaringan satelit atau Global Positioning System (GPS) untuk melacak barang yang akan dikirim. Selain itu, dengan menggunakan GPS pelaku usaha dapat menekan pengeluaran karena dapat mengontrol kondisi barang secara langsung.
Keberadaan satelit GPS dapat membantu meningkatkan keamanan secara optimal dan mengurangi risiko, terutama saat proses pengiriman logistik dalam jumlah besar. Penggunaan GPS dapat melacak secara real-time dimanapun dan kapanpun.
Terdapat beberapa keunggulan dari penggunaan GPS bagi para pelaku usaha logistik, di antaranya[7]:
- Mempermudah pengiriman pesan meskipun berada di tempat yang sulit dijangkau
- Keamanan dan kenyamanan lebih terjamin
Keamanan dan kenyamanan adalah faktor penting dalam proses pengiriman. Hal tersebut perlu dilakukan pengontrolan sistem komunikasi dan kelengkapan lainnya serta dapat mengetahui posisi barang, armada, dan para pekerja secara real-time di kantor pusat.Selain itu, dengan memasang GPS dapat mengetahui temperatur benda tertentu yang akan dikirim. Data yang tersimpan pun akan lebih aman dan mudah untuk diketahui dimanapun dan kapanpun jika memasang GPS. - Sistem yang terintegrasi secara baik
Menggunakan GPS dan mengintegrasikannya dengan software milik perusahaan ini dapat memperoleh informasi secara berkesinambungan. Penggunaan GPS yang terintegrasi dengan software tersebut dapat meminimalisir risiko kerusakan barang hingga sampai ke tempat pengiriman. - Kenyamanan dalam berkomunikasi
Pengiriman melalui jalur darat dan laut mengharuskan untuk memiliki dua jalur komunikasi, yaitu jalur telekomunikasi untuk jaringan radio navigasi dan komunikasi teresterial.
Referensi:
[1] https://www.kargo.co.id/artikel/logistik-e-commerce/ diakses pada tanggal 20 Desember2018 pkl. 15.40. [2] https://jurnalmaritim.com/sektor-logistik-indonesia-tumbuh-pesat-e-commerce-menjadi-backbone-baru/ diakses pada tanggal 28 Desember 2018 pkl. 08.26. [3] https://teknologi.id/bisnis/transaksi-e-commerce-global-capai-rp-60-467-triliun-di-2021/ diakses pada tanggal 7 Januari 2019 pkl. 14.20. [4] https://jurnalmaritim.com/sektor-logistik-indonesia-tumbuh-pesat-e-commerce-menjadi-backbone-baru/ diakses pada tanggal 28 Desember 2018 pkl. 08.26. [5] https://www.maxmanroe.com/tiga-tantangan-besar-dalam-perkembangan-bisnis-ecommerce-indonesia.html diakses pada tanggal 21 Desember 2018 pkl. 08.33. [6] https://ekonomi.bisnis.com/read/20180514/98/794874/javascript diakses pada tanggal 21 Desember 2018 pkl. 15.48. [7] http://www.mss.id/solusi-logistik/ diakses pada tanggal 28 Desember 2018 pkl. 09.00.
*Isi artikel merupakan pemikiran penulis dan tidak selalu mencerminkan pemikiran atau pandangan resmi Supply Chain Indonesia.
Download artikel ini:
SCI - Artikel Peran Logistik dalam Kemajuan E-Commerce di Indonesia (790.0 KiB, 1,182 hits)
#logistik #logistikindonesia #supplychainindonesia #untuklogistikindonesialebihbaik