JAKARTA, KOMPAS – Pada triwulan I dan II-2015, pengiriman muatan seperti beras, minyak, gula, dan semen ke luar jawa melalui jalur laut di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta, menurun apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Akibatnya, kapal layar mesin yang biasa berlayar harus menunggu ketersediaan muatan hingga lebih dari sebulan untuk berlayar.
Dalam pantauan Kompas, Selasa (28/7), di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta, dari puluhan kapal layar motor (KLM) hanya dua kapal yang melakukan aktivitas bongkar muat di pelabuhan tersebut, yakni KLM Bintang Maperennu tujuan Bangka dan KLM Bunga Pantai yang mengangkut barang ke Pontianak. Sedikitnya, 40 KLM terparkir tanpa aktivitas sejak sebulan terakhir.
Berdasarkan data yang dihimpun Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Sunda Kelapa, pengiriman barang dengan kapal pelayaran rakyat (pelra) pada Januari-Juni 2015 menurun 15 persen ketimbang periode yang sama tahun lalu, yakni dari 321.777 ton menjadi 273.097 ton. Jumlah kapal yang berangkat juga menurun dari 1.157 kapal menjadi 505 kapal atau sekitar 56 persen.
“Penyebab utamanya adalah kelesuan ekonomi. Permintaan terhadap jasa angkutan muatan kurang karena harga barang yang semakin tidak menentu,” kata Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Persatuan Pengusaha Pelayaran Rakyat (Pelra) Indonesia Sudirman Abdullah.
Sumber dan berita selengkapnya:
Kompas, edisi cetak 29 Juli 2015
Sumber foto:
bisnis.com