JAKARTA, KOMPAS-Kementerian Perhubungan memutuskan akan merevitalisasi angkutan laut penyebrangan sebagai upaya mengurangi biaya logistik, Revitalisasi itu dilakukan dengan mengaktifkan kapal-kapal penyebrangan untuk pelayaran yang lebih jauh atau feri jarak jauh.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, salah satu penyebab mahalnya biaya logistik adalah karena angkutan barang masih bertumpu pada angkutan jalan raya atau menggunakan truk. Akibatnya, timbul masalah, seperti kemacetan dan kerusakan jalan.
Pelaksanaan Tugas Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Faik Fahmi mengatakan, ASDP siap jika mendapatkan penugasan untuk menjalankan feri jarak jauh. “Untuk yang Surabaya-Lembar, sudah kami siapkan KMP Legundi yang bisa mengangkut 150 Truk. Penggunaan kapal akan membuat biaya penyusutan dan solar truk lebih hemat. Sopir juga bisa beristirahat,” ujar Faik.
Ketua Jurusan Transportasi Laut Institut Teknologi Sepuluh November, Surabaya, Tri Achmadi mengatakan, dengan memindahkan angkutan barang ke kapal, beban jalan raya akan berkurang. “Tidak seperti sekarang ini, setiap kali akan lebaran, semua tergopoh-gopoh untuk mengaspal jalan Pantura,” kata Tri Achmadi.
Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Bidang Perhubungan Carmelita Hartoto mengatakan , feri jarak jauh juga bisa diberikan kepada perusahaan penyebrangan swasta. “Swasta tentu tertarik menjalankan feri jarak jauh karena pasokan kapal di rute penyebrangan juga sudah padat,” ujarnya. (ARN)
Sumber dan berita selengkapnya:
Kompas, edisi cetak Rabu, 23 November 2016.
Salam,
Divisi Informasi