JAKARTA, KOMPAS-Produksi perikanan budidaya tahun ini terganggu, terkena dampak musim kemarau basah. Hingga semester I-2016, produksi perikanan budidaya berkisar 7 juta ton, atau 43,75 persen dari target produksi tahun ini yang sebanyak 16 juta ton.
Musim kemarau basah membuat suhu air kolam yang seharusnya 30 derajat celcius menjadi 24-25 derajat celcius sehingga produksi perikanan lebih lambat. Selain itu daya hidup ikan juga anjlok dari 90 persen menjadi 30 persen.
“Kelembaban tinggi juga memicu penyakit ikan dan udang lebih banyak. Produksi ikut turun karena gangguan kualitas benih,” kata Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Slamet Soebjakto dalam konferensi pers di Jakarta, selasa (1/11).
Kendati produksi terganggu tambah Slamet, pihaknya optimis target perikanan budidaya tahun ini dapat tercapai karena produksi beberapa komoditas naik, bahkan melampaui target. Pelambatan produksi juga diantisipasi dengan memperbanyak indukan agar hasil produksi bisa bertahan. Sistem budidaya pada lokasi tertutup juga diterapkan untuk menjaga kelembaban dan suhu air.
Menurut Ketua Umum Shrimp Club Indonesia (SCI) Iwan Sutanto, pertumbuhan tambak udang tahun ini 25 persen. Namun, produksi diperkirakan stagnan pada kisaran 400.000 ton. Hal ini antara lain dipicu penyakit kotoran putih (white feces) yang mengakibatkan pertumbuhan udang terhambat.
Sumber dan berita selengkapnya:
Kompas, edisi cetak Rabu, 2 November 2016.
Salam,
Divisi Informasi