Jakarta – Perlemahan performa logistik Indonesia membuat daya saing produk berorientasi ekspor Tanah Air kian tergerus di pasar global. Hasil Indeks Logistik Global atau Logistics Performance Index (LPI) 2016 yang dirilis Bank Dunia menunjukan Indonesia menempati peringkat ke-63 dari 160 negara yang dipantau, dengan skor 2,98. Baik capaian skor maupun peringkat Indonesia dalam LPI turun dibandingkan dengan tahun 2014 saat skor Indonesia mencapai 3,08 dan bertengger di peringkat ke-53.
Sementara itu di Asean, untuk tahun 2016 Indonesia berada di poisisi ke-4 setelah Singapura, Malaysia, dan Thailand tetapi dengan jarak skor yang cukup jauh. Adapun dalam perhitungan LPI, World Bank memperhatikan enam komponen a.l. bea dan cukai, infrastruktur, pengiriman barang internasional, kualitas dan kompetensi logistik, pencarian barang, dan ketepatan waktu. Jika dibandingkan dengan LPI 2014, skor penilaian bea cukai kita mengalami penurunan dari 2,87 menjadi 2,69. Padahal pemerintah Indoensia diketahui tengah gencar mendorong implementasi Indonesia National Single Window dan Single Risk Management System.
Sementara itu, dari aspek penilaian infrastruktur, Indonesia juga mengalami penurunan skor dari 2,92 menjadi 2,65. Diantara penurunan tersebut, hanya skor pengiriman barang internasional dan pencarian barang yang mengalami kenaikan masing-masing menjadi 2,90 dan 3,19 dari 2,87 dan 3,11 pada dua tahun lalu. Dengan demikian, secara ratting hampir semua komponen mengalami penurunan, kecuali pengiriman internasional dan pencarian barang.
Kepala Departemen Ekonomi Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Yose Rizal Damuri menilai kondisi ini sangat berpengaruh terhadap ekspor nasional. Dia menjabarkan biaya logistik yang tinggi mempengaruhi harga produk ekspor asal Indonesia. Pasalnya, komponen biaya logistik terhadap total harga tergolong sangat tinggi dibandingkan dengan negara lain di kawasan. CSIS mencatat rentang komponen biaya logistik di Indonesia mencapai 15%-40% terhadap harga produk.
Secara terpisah, Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Benny Soetrisno menilai selama ini belum ada upaya konkret pemerintah yang berdampak pada peningkatan daya saing eskpor, salah satunya dengan mengurangi biaya logistik.
Sumber dan berita selengkapnya:
Bisnis Indonesia, edisi cetak 30 Juni 2016
Salam,
Divisi Informasi