Oleh: Budi Wiyono
Executive Director|Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI)
Perikanan Indonesia perlu perbaikan sistem logistik dan distribusi dari sentra perikanan ke luar wilayah. Jawa merupakan penduduk dengan jumlah terbanyak dan permintaan ikan tertinggi sedangkan sumber pasokan ikan terbanyak ada di kawasan Indonesia Timur.
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) telah meningkatkan kapasitas sebanyak 24 pelabuhan di seluruh Indonesia untuk mendukung Program Tol Laut. Pada kurun waktu yang sama Kementerian Perhubungan juga telah menyelesaikan pembangunan pelabuhan non komersial di 136 lokasi. Upaya tersebut dilakukkan untuk mendukung Program Tol Laut lainnya yaitu peningkatan konektivitas di daerah terpencil, tertinggal, dan terluar dengan membangun kapal perintis sebanyak 103 unit.
Indonesia memiliki potensi sumber daya perikanan yang sangat besar baik dari segi kuantitas maupun keanekaragamannya. Potensi lestari (maximum sustainable yield/MSY) sumber daya perikanan tangkap diperkirakan sebesar 6,4 juta ton per tahun. Potensi yang dapat dimanfaatkan (allowable catch) sebesar 80% dari MSY yaitu 5,12 juta ton per tahun.
Potensi sumber daya kelautan terdiri atas:
- Sumber daya dapat pulih (ikan dan biota lainnya, terumbu karang, hutan mangrove, pulau-pulau kecil)
- Sumber daya tidak dapat pulih (minyak dan gas, bahan tambang, dan mineral).
- Energi kelautan (gelombang, pasang surut, ocean thermal energy conversion, dan angin).
- Jasa lingkungan (media transportasi, komunikasi, iklim, keindahan alam, dan penyerap limbah)
Basis produksi perikanan nasional dapat dilihat pada tabel berikut:
Transportasi dan logistik perikanan Indonesia memiliki beberapa tantangan seperti jadwal kapal yang kurang sinkron, produksi tergantung musim, keterbatasan reefer container, keterbatasaan cold storage, keterbatasan reefer plug di terminal, dan alat angkut yang belum standar. Pemerintah khususnya KKP terus berupaya untuk memperbaiki sistem logistik dan membangun beberapa fasilitas yang dibutuhkan.
Perkembangan alat angkut perikanan (dalam satuan unit) dapat dilihat pada tabel berikut:
Sementara itu, perkembangan armada angkutan laut dapat dilihat pada tabel berikut:
Industri perikanan nasional perlu didukung oleh penyedia jasa logistik yang handal dan memiliki beberapa fasilitas untuk produk perikanan. Fasilitas-fasilitas yang perlu disiapkan oleh penyedia jasa logistik perikanan meliputi cold storage, kendaraan angkut ikan yang berpendingin maupun tidak berpendingin, ice flake machine, coolbox/chest freezer untuk di kapal pengangkut ikan maupun di pesawat udara, kolam ikan/tambak untuk ikan hidup, reefer plug di pelabuhan, dan depo/outlet pemasaran ikan.
Beberapa perusahaan pelayaran terbesar di Indonesia dapat dilihat dari tabel berikut:
Berdasarkan potensi wilayah maka jalur angkutan ikan potensial adalah sebagai berikut:
- Papua—Maluku Utara—Sulut
- Papua—Maluku—Sultra—Sulsel
- Papua—Maluku—Sultra—Gorontalo—Sulut
- Papua—Maluku—NTT—NTB—Bali—Jatim
- Maluku—Sultra—Sulsel—Bali—Jatim
- Kaltara—Sulbar—Sulteng—Sulsel—Jatim/Kalsel
- Bengkulu—Sumbar—Lampung—Jakarta
- Aceh—Sumut—Riau—Babel—Sumsel—Lampung—Jakarta
6 April 2020
Referensi:
- https://investor.id/business/indonesia-perlu-penataaan-logistik-perikanan diakses pada tanggal 30 Maret 2020 pkl. 14.06.
- Wiyono, Budi. 2020. Perkembangan Transportasi dan Logistik untuk Perikanan. Workshop Indeks Kinerja Logistik. Bogor. Kementerian Kelautan dan Perikanan.
- https://kkp.go.id/artikel/13881-cerdas-bertransportasi-dimulai-dari-kita diakses pada tanggal 31 Maret 2020 pkl. 14.44.
- http://www.eafm-indonesia.net/public/files/penelitian/5ae09-POTENSI,-PRODUKSI-SUMBERDAYA-IKAN-DI-PERAIRAN-LAUT-INDONESIA-DAN-PERMASALAHANNYA.pdf diakses pada 31 Maret 2020 pkl. 15.11.
- http://www.satuharapan.com/read-detail/read/kkp-tantangan-besar-perikanan-kurangnya-dukungan-logistik diakses pada 2 April 2020 pkl. 14.11.
*Isi artikel merupakan pemikiran penulis dan tidak selalu mencerminkan pemikiran atau pandangan resmi Supply Chain Indonesia.
Download artikel ini:
SCI - Artikel Perkembangan Transportasi dan Logistik untuk Perikanan (775.0 KiB, 258 hits)