
Deputi Gubenur Bank Indonesia, Dody Budi Waluyo, melihat bahwa inflasi yang mencapai 0,50% pada minggu ketiga Januari 2019 dipicu juga oleh kenaikan tarif kargo pesawat atau Surat Muatan Udara (SMU). Namun demikian, jelasnya, andilnya tidak besar di dalam bobot inflasi.
“Mudah-mudahan masalah tarif ini bisa selesai,” ungkapnya selepas mini konser Pynarello di Museum BI, Sabtu (26/1).
Berdasarkan Survei Pemantauan Harga (SPH) Bank Indonesia (BI) pada minggu ketiga Januari 2019, laju inflasi tercatat cukup tinggi yakni hingga 0,50% (month-to-month/mtm). Namun, BI melihat pergerakan tersebut menurun menjadi 0,48% (mtm). Sementara itu, laju tahunannya mencapai 2,98%.
Di sisi lain, Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, tetap menegaskan niatnya untuk menangani masalah kenaikan kargo angkutan udara agar tidak berdampak kepada inflasi. Saat dihubungi Bisnis, Minggu (27/1), Budi Karya menegaskan bahwa pihaknya akan mengadakan rapat khusus terkait masalah ini pada pekan ini. “Minggu ini, kami bahas,” tegasnya.
Opsi pemberlakuan tarif batas atas dan batas bawah bagi kargo udara juga akan dibicarakan dalam rapat tersebut. “Termasuk itu akan dibahas,” kata Budi Karya.
Ekonom Indef, Bhima Yudhistira, menuturkan bahwa selain efek musim hujan yang berpengaruh ke produksi pangan, faktor naiknya tarif angkutan udara juga menjadi pendorong meningkatnya inflasi Januari 2019.
“Tarif penumpang yang sempat naik cukup tinggi hingga pekan kedua Januari mendorong inflasi. Dari sisi kargo dampaknya bahkan lebih besar lagi karena multiplayer-nya ke harga bahan kebutuhan pokok komponen bahan makanan dan makanan jadi,” papar Bhima
Sumber dan berita selengkapnya:
Bisnis Indonesia, edisi cetak Senin, 28 Januari 2019.
Salam,
Divisi Informasi
#logistik #logistikindonesia #supplychainindonesia #untuklogistikindonesialebihbaik