Oleh: Bortiandy Tobing
Memperhatikan dan menyimak informasi dan perkembangan sistem rantai pasok negara kita saat ini memang sangat miris. Di saat Negara lain bersiap-siap untuk masuk dan bersaing pada pasar bebas regional, kita masih saja sibuk mengurus diri sendiri yang tak kunjung usai.
Diskusi dan sumbang saran di berbagai media mengenai manajemen pelabuhan (akhir-akhir ini mengenai dwelling time), dampak kenaikan BBM, infrastrukur yang semakin parah yang menyebabkan waktu operasional/perjalanan semakin lama, dan lain-lain, juga tidak pernah berhenti. Namun hingga saat ini, seluruh pelaku bisnis tidak merasakan perubahan yang signifikan dan harus membanting tulang untuk bisa survive.
Jika melihat program kerja/kajian yang dilakukan oleh berbagai departemen pemerintah, luar biasa bagusnya. Mulai dari MP3EI, Sislognas, Pendulum Nusantara, Roadmap Swasembada Sapi, Roadmap Pertanian, Roadmap Industri Logam Nasional dan berbagai Program kajian yang menggunakan dana APBN sungguh banyak dan cukup bagus. Namun semuanya hanya sebatas hasil kajian tanpa penerapan, karena di Negara ini tidak ada lembaga yang menangani secara serius rantai pasok.
Pergantian Pemerintahan tahun 2014 bukanlah waktu yang lama, demikian juga dengan Masyarakat Ekonomi ASEAN (Asean Economic Community/AEC) 2015, juga bukan waktu yang lama. Tantangan yang akan kita hadapi secara nasional, sudah sangat jelas. Pertanyaan sekarang adalah: Apakah kita masih akan terus berdiskusi terus dan tetap pada akhirnya berjuang sendiri-sendiri untuk bertahan hidup/survive? (“Artinya: ini cuman ngomong2 doank, ngalor-ngidul, teriak2 doang. Betul gak ? Thus, ngapain coba !” – posting P Rudy Sangian, 16 Juni 2013).
Di bulan puasa yang penuh rahmat ini, sudah saatnya kita untuk berfikir kembali, mengenai langkah apa yang dapat kita lakukan untuk berjuang secara bersama-sama, tidak lagi berjuang sendiri-sendiri. Bukan melakukan tindakan demo atau tindakan non produktif lainnya. Saatnya untuk melakukan gebrakan dengan menghasilkan suatu pokok-pokok pemikiran mengenai sistem rantai pasok nasional yang berkualitas untuk disampaikan pada pemerintahan 2014 yang akan datang. Bahkan, jika memungkinkan organisasi Supply Chain Indonesia (SCI) ini dengan berkolaborasi dengan Organisasi Logistik lainnya, melakukan Debat Terbuka Kandidat Capres 2014, yang akan datang, agar permasalahan Sistem Rantai Pasok Nasional dapat dilaksanakan secara nyata, tidak lagi hanya sebatas program dan program, tanpa eksekusi yang jelas.
Hidup adalah pilihan, dan saatnya juga kita untuk memilih bersatu dan bertindak secara cerdas.