Jakarta — Perbandingan biaya logistik terhadap gross domestic product (GDP) Indonesia tahun depan diperkirakan sekitar 21%.
Konsultan senior Supply Chain Indonesia Zaroni mengatakan angka tersebut cukup realistis mengingat infrastruktur yang dibangun pemerintah belum tuntas seluruhnya.
“Sulit di bawah 20% karena infrastruktur belum beres. Jadi arus barang belum bisa seamless,” katanya, Jumat (27/10).
Berdasarkan hasil riset Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI), perbandingan biaya logistik terhadap GDP pada tahun ini sekitar 23,5%.
Angka tersebut lebih baik dibandingkan dengan pada 2013 yang sebesar 25,7%. Penurunan bisa lebih cepat karena beberapa tahun terakhir pemerintah menggenjot pembangunan infrastruktur seperti jalan tol dan pelabuhan.
Sumber dan berita selengkapnya:
Bisnis Indonesia, edisi cetak Senin, 30 Oktober 2017
Salam,
Divisi Informasi