JawaPos.com – Kinerja pelabuhan di Indonesia belum mencapai kondisi ideal. Hal itu bisa menjadi potensi di bidang engineering alias rekayasa mesin. Terutama meremajakan teknologi analog yang masih banyak tersebar di pelabuhan tanah air.
President Director PT ABB Sakti Industri, Gerard Chan menyatakan, teknologi engineering merupakan sarana yang bisa digunakan untuk meningkatkan daya saing berbagai sektor. Dengan memutakhirkan teknologi dalam mesin atau mekanisme lainnya, perusahaan bisa memaksimalkan efisiensi serta produktivitas peralatan yang dioperasikan. ’’Sektor pelabuhan Indonesia berada dalam transisi modernisasi dan digitalisasi,’’ katanya di Surabaya kemarin (14/2).
Perseroan pun menggandeng PT BIMA, anak usaha PT Berlian Jasa Terminal Indonesia. Cucu dari BUMN pelabuhan Pelindo yang bergerak di bidang pemeliharaan alat pelabuhan. Dalam tahap awal, lanjut Gerald, pihaknya memberi dukungan seperti pelatihan SDM serta ketersediaan suku cadang. ’’Ke depannya, kami berharap kerja sama ini bisa berlanjut ke digitalisasi, bahkan otomasi untuk alat-alat di pelabuhan,’’ tuturnya.
Direktur Utama PT BIMA Andriyuda Siahaan menegaskan, fakta teknologi kepelabuhanan Indonesia yang tertinggal memang tak bisa ditampik. Masih banyak pelabuhan tanah air yang memakai mesin analog. Padahal, teknologi itu sudah dianggap kuno.
Dampaknya, pemeliharaan pun menjadi susah. Sebab, operator sulit mencari suku cadang. ’’Di wilayah kerja kami yang eks Pelindo III, hampir semua sudah digital alias elektrifikasi. Tapi, masih banyak pelabuhan lain yang menggunakan teknologi analog,’’ jelasnya.
Sumber dan berita selengkapnya:
https://www.jawapos.com/ekonomi/15/02/2023/remajakan-alat-tingkatkan-efisiensi-bongkar-muat/
Salam,
Divisi Informasi