Ketua Umum DPP Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Yukki N Hanafi mengatakan penurunan itu mempertimbangkan laju perekonomian nasional dan perekonomian global.
Dia menilai target pemerintah pusat yang ingin memangkas biaya logistik menjadi 19% dari produk domestik bruto (PDB) terlalu ekstrem.
Dia menyarankan penurunan biaya logistik perlu dilakukan secara bertahap dengan mempertimbangkan efektivitas biaya. Setelah menurunkan biaya logistik 5%, dia meyakini tiga tahun hingga empat tahun mendatang biaya logistik bisa menurun hingga 20%.
“Ini bukan soal biaya logistik menjadi murah, tetapi bagaimana biaya logistik itu menjadi efektif, berdasarkan jenis commodity yang berbeda-beda, kami menargetkan 5% penurunan tahun ini,” jelasnya kepada Bisnis di Jakarta, Senin (4/1)
Sumber dan berita selengkapnya:
Bisnis Indonesia, edisi cetak 6 Januari 2016