JAKARTA – Perusahaan aplikasi pelayanan kepelabuhanan, OpenPort, mengimbau pemerintah dan pelaku usaha di Indonesia mulai serius menerapkan transparansi dalam transaksi ekspor-impor guna menurunkan biaya logistik di Tanah Air.
CEO OpenPort Max Ward mengatakan saat ini Indonesia memiliki biaya logistik 26% dari produk domestik bruto (PDB), angka ini membuat biaya logistik Indonesia menjadi nilai yang terbesar di Asia Tenggara. Dia menyebutkan presentase tersebut banyak dihabiskan sebanyak 72% untuk angkutan barang di darat menggunakan truk.
“Harus ada sinergi antara pihak swasta dan pemerintah. Aturan sistem harus diperbaiki, infrastruktur pelabuhan juga ditingkatkan, begitu pula kereta api harus ditingkatkan, langkah ini bisa dilakukan dengan mengadopsi teknologi untuk mengarahkan kepada era baru logistik yang efisien,” katanya kepada Bisnis di Jakarta, Selasa (24/5).
Selama ini, Ward memperhatikan sistem kepabeanan atau program Indonesia National Single Window (INSW) Pemerintah Indonesia masih lemah. Buktinya, tegasnya, dalam kepabeanan di Indonesia memiliki server yang seringkali bermasalah mulai down hingga error, dan membuat banyak pelanggan protes kepada pemerintah.
Sumber dan berita selengkapnya:
Bisnis Indonesia, edisi cetak 25 Mei 2016