
Jakarta – Biaya logistik RI yang masih tinggi dinilai tidak kompetitif jika dibanding dengan negara lain dalam satu kawasan. Selain itu tingginya biaya logistik RI dinilai menjadi persoalan serius yang menghambat pertumbuhan ekonomi nasional.
Henry Sandee, Spesialis Senior Perdagangan Bank Dunia menjelaskan berdasarkan laporan yang diterbitkan Institut Teknologi Bandung (ITB), serta masukan dari para ahli Bank Dunia, saat ini biaya logistik RI mencapai 24 persen dari produk domestik bruto (PDB).
Oleh karenanya pemerintah diharapkan bisa menekan biaya logistik pada saat ini supaya bisa meningkatkan akses ke pasar internasional.
”Biaya logistik nasional di Indonesia adalah 24 persen dari PDB, lebih tinggi dibanding negara-negara tetangga. Menekan biaya dan meningkatkan kualitas sistem logistik dan transportasi akan meningkatkan akses ke pasar internasional dan berdampak langsung pada peningkatan perdagangan,” kata Henry di Jakarta, baru-baru ini.
Menurut Henry, berdasarkan laporan tahunan yang disusun oleh Pusat Pengkajian Logistik dan Rantai Pasok ITB Bandung, Asosiasi Logistik Indonesia (ALI), Kelompok STC dan Panteia Research Institute di Belanda serta Kantor Bank Dunia Indonesia tersebut waktu tunggu kontainer (dwelling time) di Tanjung Priok menjadi salah satu penyumbang utama tingginya biaya logistik di Indonesia.
Dengan lonjakan dwelling time dari 4,8 hari pada 2010 menjadi delapan hari pada tahun ini, maka dampaknya dinilai akan memperburuk iklim perdagangan, khususnya ekspor-impor.
“Waktu tunggu (dwelling time) kontainer di pelabuhan Tanjung Priok meningkat dari 4,8 hari pada Oktober 2010 menjadi 8 hari pada tahun 2013. Hal ini memperburuk situasi ‘bottleneck’ bagi impor dan ekspor Indonesia,” imbuh dia.
Henry menambahkan laporan tersebut juga menjunjukkan temuan bahwa program pemerintah untuk memanfaatkan pelabuhan 24 jam perhari selama 7 hari per minggu belum maksimal dimanfaatkan para pengguna jasanya.
Padahal program tersebut memungkinkan eksportir dan importir untuk mempercepat proses pengurusan dokumen dan perizinan impor dan ekspor.
Sumber dan berita selengkapnya:
http://www.beritasatu.com/ekonomi/136931-biaya-logistik-dinilai-hambat-pertumbuhan-ekonomi-indonesia.html