Maritim Indonesia — CEO Supply Chain Indonesia (SCI), Setijadi, menjelaskan pembangunan jalan tol menjadi salah satu upaya peningkatan konektivitas, baik untuk pengangkutan penumpang maupun barang.
“Walaupun Indonesia merupakan negara maritim, konektivitas darat (hinterland) masih bermasalah dan perlu banyak pengembangan termasuk dengan pembangunan jaringan jalan tol dan rel.” kata Setijadi, Selasa (19/12).
Lebih jauh dijelaskan, pembangunan jalan tol sebagai upaya peningkatan konektivitas ini sangat penting karena biaya transportasi hinterland mendominasi biaya transportasi secara end-to-end. Analisis Pelni dan INSA menunjukkan biaya kepelabuhanan sekitar 31 persen dan biaya transportasi laut sekitar 19 persen, sementara biaya transportasi hinterland mencapai sekitar 50 persen.
Selain itu, lanjutnya, pembangunan jalan tol merupakan bagian penting dari pembangunan subsektor transportasi. Subsektor transportasi ini memberikan kontribusi yang signifikan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
“Pada tahun 2022, subsektor transportasi berkontribusi sebesar Rp774,99T atau 3,96 persen terhadap PDB. Pada tahun itu, subsektor transportasi tumbuh sekitar 15,83 persen, jauh lebih tinggi daripada rata-rata tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,31 persen,” jelasnya.
“Bahkan, SCI memproyeksikan subsektor transportasi akan terus tumbuh hingga sebesar 18,39 persen pada tahun 2023 dan 19,35 persen pada tahun 2024.” tambahnya.
Sementara, tambah Setijadi, Kementerian PPN/Bappenas menyebut biaya logistik nasional (domestik) sebesar 14,1 persen terhadap harga barang dan biaya logistik ekspor sebesar 8,98 persen terhadap harga barang. Dengan demikian biaya logistik cukup berpengaruh terhadap harga barang.
Sumber dan berita selengkapnya:
https://maritimindonesia.co/sci-jalan-tol-penting-dalam-konektivitas-logistik-untuk-kesejahteraan-rakyat/
Salam,
Divisi Informasi