Ekonomi hijau (green economy) menjadi peluang bagi Indonesia untuk meningkatkan daya saing. Visi Indonesia Emas 2045 mengusung gagasan ekonomi hijau sebagai pilar utama dalam mencapai tujuan keseimbangan secara ekonomi, sosial, pendidikan, kesehatan dan lingkungan.
Hal itu disampaikan Deputi Bidang Ekonomi Kementerian PPN/Bappenas,Amalia Adininggar Widyasanti, dalam dialog bertajuk Ekonomi Hijau: Transformasi Ekonomi untuk Indonesia Emas 2045 di Jakarta, Rabu (31/1).
Berkaitan dengan itu, CEO Supply Chain Indonesia (SCI), Setijadi menyatakan, ekonomi hijau harus didukung dengan penerapan pada berbagai sektor termasuk sektor logistik. Penerapan logistik hijau (green logistics) akan berdampak pada tiga aspek, yaitu ekologi (lingkungan), sosial, dan ekonomi.
“Selain dampak ekologis, logistik hijau terbukti meningkatkan efisiensi bagi perusahaan yang menerapkannya, seperti tertuang dalam Report on Green Logistics yang dikeluarkan oleh United Nations Economic Commission for Europe (UNECE),” ujar Setijadi dalam keterangannya, Senin (5/2).
Sambung dia, berdasarkan data penggunaan energi terbarukan oleh DHL, misalnya, mengurangi 450.000 ton emisi gas rumah kaca dan mengurangi 2,4 persen energi yang digunakan dalam bangunan dan fasilitas. UPS dapat mengurangi emisi gas CO2 hingga 21.000 ton pada tahun 2014 dan menghemat hingga 8,3 juta liter bahan bakar.
Sumber dan berita selengkapnya:
https://rmol.id/bisnis/read/2024/02/05/608160/sci-logistik-hijau-terbukti-lebih-efisien
Salam,
Divisi Informasi