Jakarta, Bisnis Indonesia – Pemerintah tak bosan-bosannya menuding panjangnya rantai pasok sebagai penyebab utama melambungnya harga komoditas pangan sehingga lagi-lagi mencuatkan opsi untuk melakukan importasi bahan pangan pokok.
Pemerintah juga menyadari tangan-tangan nakal sejumlah pelaku yang memainkan harga, terutama menjelang bulan puasa, di mana permintaan bahan pangan meningkat hingga 15%-30%.
Persoalan harga pangan yang stabil tinggi seolah tak terkendali itu kian membentot perhatian Presiden Joko Widodo sehingga merasa perlu untuk memanggil secara khusus Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong, Menteri Pertanian Amran Sulaiman, dan Menteri BUMN Rini Soemarmo, Senin (30,5).
Sementara itu, Sekjen Asosiasi Pedagang Seluruh Indonesia (APPSI) Ngadiran mengatakan, dalam membenahi rantai pasok, pemerintah juga hendaknya memeriksa oknum yang berkuasa atas stok dan leluasa menyuplai stok tersebut ke pasar.
“Kalau dikatakan rantai pasoknya, itu belum tentu. Harus dilihat siapa yang belum tentu. Harus dilihat siapa yang memasok. Katakanlah rantai pasoknya pendek, tapi kalau kekuatannya [penguasaan stoknya] besar, tetap akan sulit [menurunkan harga],” kata Ngadiran.
Sumber dan berita selengkapnya:
Bisnis Indonesia, edisi cetak 31-05-2016