JAKARTA (BeritaTrans.com)–Kementerian Koordinator Bidang Maritim mengadakan survei data kelautan Selat Sunda selama 50 hari. Survei diadakan untuk menjaga kelestarian kawasan-kawasan alam maupun kawasan wisata yang berada di sekitar Selat Sunda, mengingat arus lalu lintas laut yang terus meningkat.
“Kalau Selat Sunda tidak diatur, banyak sekali kawasan yang bisa dirugikan oleh kecelakaan seperti tumpahan minyak kapal tanker,” kata Deputi 1 Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim Arif Havas Oegroseno, Rabu (3/8).
Survei diadakan bekerjasama dengan Dinas Hidro-Oseanografi TNI Angkatan Laut. Kerjasama ini dilakukan juga dengan pertimbangan bahwa Dinas Hidro-Oseanografi TNI Angkatan Laut baru saja memperlengkapi armada surveinya dengan kapal canggih, Kapal Perang RI atau KRI Rigel.
Survei ini juga untuk tujuan kemanan keamanan Selat Sunda yang merupakan Alur Laut Kepulauan Indonesia 1 yang dilewati oleh banyak kapal.
“Sekarang sudah ada 70 ribu kapal per tahun yang melewati Selat Sunda, lalu lintas meningkat, dan Selat Sunda itu kan pintu masuk ALKI 1. Semoga survei ini menghasilkan pemahaman komprehensif untuk membuat kebijakan terhadap pengamanan ALKI, penyusunan kebijikan nasional,” kata Arif.
Sumber dan berita selengkapnya:
Salam,
Divisi Informasi