JAKARTA, KOMPAS – Pekerja Jakarta International Container Terminal menjamin kelancaran di terminal peti kemas tersibuk di Indonesia itu. Komitmen para pekerja untuk tetap melayani ekspor impor ini dituangkan dalam surat SPJICT/PMH/109/VII/2014 yang ditujukan kepada seluruh pengguna jasa dan mitra kerja JICT.
Surat juga ditembuskan kepada Dirjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan, Kepala Otoritas Pelabuhan Tanjung Priok, direksi PT Pelindo II (IPC), dan direksi PT JICT.
“Kami tetap akan bekerja seperti biasa. Pelayanan tetap nomor satu karena terminal ini terminal yang paling penting bagi perekonomian Indonesia. Lebih dari 60 persen ekspor impor barang dilakukan dari terminal ini,” kata Ketua Umum Serikat Pekerja Jakarta International Container Terminal (JICT) Muji Wahyudi di Jakarta, Sabtu (9/8).
Ketua Umum Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Yukky Nugrahawan Hanafi menyatakan tidak ada masalah dengan perpanjangan kerja sama Pelindo dan HPH.
Yukky berharap, JICT tidak menaikkan harga layanan meski investasi dalam perpanjangan kontrak ini cukup besar. Biaya layanan biasanya akibat pengaruh inflasi.
Ketua Umum Indonesia National Shipowners Association (INSA) Carmelita Hartoto mengatakan, INSA menyerahkan masalah kelanjutan kerja sama Pelindo II dengan Hutchison kepada pemerintah, yakni Kementerian Perhubungan. “Kementerian Perhubungan merupakan otoritas yang berwenang dalam membicarakan masalah tersebut,” kata Carmelita.
Sumber dan berita selengkapnya:
Kompas, edisi cetak 11 Agustus 2014