TEMPO.CO, Jakarta – Badan Pusat Statistik atau BPS mencatat adanya kenaikan jumlah pengiriman barang via angkutan laut sebesar 41 juta ton dalam tiga tahun terakhir. Dari semula barang yang diangkut sebanyak 238 juta ton pada akhir 2015, menjadi 279 juta ton pada akhir 2018. Menurut BPS, hal ini antara lain karena program tol laut pemerintahan Jokowi yang dimulai awal 2016.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Yunita Rustanti mengatakan, kenaikan volume angkutan barang via laut karena penambahan kapal-kapal barang dari perusahaan pelat merah seperti PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni). Selain adanya penambahan kapal barang, Yunita menyebut peningkatan ini juga muncul karena bertambahnya jumlah angkutan peti kemas via laut. “Angkutan peti kemas yang disediakan lebih cepat dan aman,” ujar di Jakarta, Ahda 3 Maret 2019.
Tapi dari catatan BPS, tidak semua pelabuhan besar yang ternyata mengalami peningkatan jumlah pengiriman barang dalam tiga tahun terakhir. Pelabuhan Tanjung Perak di Surabaya, Jawa Timur turun 12,9 persen, dari 5,4 juta ton di tahun 2015 menjadi 4,7 juta ton pada tahun 2018. Sementara Pelabuhan Balikpapan di Kalimantan Timur, turun 3,2 persen, dari 9,6 juta ton menjadi 9,3 juta ton.
Menurut Yunita, volume pengiriman barang di Pelabuhan Balikpapan sebenarnya masih meningkat dari tahun 2016 hingga 2017. Barulah pada tahun 2018 terjadi penurunan. “Kemungkinan salah satunya disebabkan adanya kejadian tumpahan minyak di Teluk Balikpapan pada awal 2018 sehingga mempengaruhi volume distribusi barang,” kata dia.
Sumber dan berita selengkapnya:
Salam,
Divisi Informasi
#logistik #logistikindonesia #supplychainindonesia # untuklogistikindonesialebihbai k