Jakarta – Supply Chain Indonesia menilai penerapan transportasi ramah lingkungan atau green freight transport masih belum efektif karena butuh investasi yang besar.
Chairman Supply Chain Indonesia (SCI) Setijadi mengatakan pengusaha harus membuat strategi investasi yang tepat untuk mendapatkan daya saing yang berkelanjutan.
“Salah satu kendala utama yang dihadapi pelaku usaha transportasi adalah biaya penggantian armada,” katanya kepada Bisnis, Selasa (6/3).
Berdasarkan analisis, dia menyatakan nilai total bea masuk dan pajak-pajak mencapai sekitar 52,5% dari harga pabrik setiap unit armada.
Setijadi menambahkan green freight transport bisa dilakukan melalui praktik operasional yang efisien dan ramah lingkungan. Dia mencontohkan hal itu seperti eco-driving, penerapan strategi, teknik, dan operasional transportasi yang efisien.
Sumber dan berita selengkapnya:
Bisnis Indonesia, edisi cetak Kamis, 8 Maret 2018
Salam,
Divisi Informasi