Sejumlah kendaraan mengantre di dalam area Pelabuhan Merak kemarin. Antrean truk dapat teratasi setelah 28 kapal dioperasikan.
Dari lima dermaga yang ada,hanya tiga yang beroperasi. Kemudian terdapat kapal dengan kecepatan tinggi, tapi tidak bisa melayani penyeberangan dengan optimal.”Kendati ada kapal cepat, ketika kembali ke Merak, kapal itu tetap saja mengantre menunggu giliran untuk bongkar muat,” ujar Ellen Tangkudung kepada SINDO kemarin.”Infrastruktur di Pelabuhan Merak tidak beroperasi secara optimal.
” Ellen menambahkan, di samping sistem juga terjadi perubahan tren pengiriman barang.Dewasa ini pengusaha barang ekspedisi kerap menggunakan jalur darat untuk mengirim barang ke daerah seperti Medan dan Padang. Padahal dua daerah ini memiliki pelabuhan laut.Menurut Ellen, akan lebih bagus jika barang- barang yang diangkut dari Jakarta ke daerah tersebut dan sebaliknya menggunakan jalur laut.
”Hal ini akan lebih mempermudah proses pengiriman barangnya,” sambung pengamat transportasi dari Universitas Indonesia (UI) ini. Tanpa menyebutkan berapa jumlah kenaikan pengguna jasa penyeberangan Pelabuhan Merak, adanya perubahan tren ikut menjadikan pelabuhan mengalami over demand. ”Hal ini harus ditangani dengan sistem yang lebih ampuh lagi,”pungkasnya.