JAKARTA, KOMPAS-Industri galangan kapal di dalam negeri memiliki banyak masalah. Salah satu yang dikeluhkan adalah masalah fiskal yang belum mendukung industri ini. Konsep maritim pemerintah diharapkan bisa direalisasikan di lapangan dengan membenahi hambatan ini sehingga kebutuhan kapal di dalam negeri bisa dipenuhi.
Presiden Direktur PT Marina Bahagia Johnson W Sutjipto di Banyuasin mengatakan, industri galangan kapal di luar Batam masih terbebani sejumlah pajak sehingga harga kapal buatan dalam negeri rata-rata lebih mahal 15-21 persen daripada kapal buatan Batam dan luar negeri.
“Untuk mendorong perkembangan industri kapal dalam negeri, tugas utama pemerintah sekarang adalah membenahi kebijakan fiskal. Jangan lihat kerugian kecil dari tidak masuknya beberapa pajak, tetapi lihatlah keuntungan besar yang akan dicapai dalam jangka panjang,” ujarnya.
Presiden Direktur Steadfast Marine Eddy K Logam di Pontianak juga mengeluhkan komponen yang diimpor terkena pajak 10 persen.
Tingginya biaya untuk bahan baku berimbas tingginya harga jual kapal lokal.harga kapal lokal 20-30 persen lebih mahal daripada kapal asal Tiongkok. Akibatnya, kondisi laba perusahaan tidak begitu baik. Meskipun demikian, Eddy menyatakan terus menjalankan galangan kapal karena memikirkan dampak yang akan lebih buruk jika Indonesia selalu mengimpor kapal.
Sumber dan berita selengkapnya:
Kompas, edisi cetak 4 November 2014