Oleh: Hadi Kuncoro
Founder & CEO Feedr Indonesia
Perkembangan e-commerce telah menyebar ke berbagai negara, seperti Amerika Serikat dan beberapa negara di ASEAN. Pertumbuhan e-commerce di negara ASEAN, khususnya di Indonesia telah berkembang pesat.
Indonesia masuk dalam daftar negara dengan potensi pertumbuhan industri e-commerce yang cerah. Jumlah pemain bisnis e-commerce di Indonesia diperkirakan terus tumbuh seiring dengan semakin banyaknya pelaku usaha baik perusahaan besar maupun retail beralih atau mengembangkan usaha ke arah digital.
Namun hal itu tidak membuat perjalanan e-commerce di Indonesia berjalan dengan mulus, masih banyak inisiatif dan perbaikan yang harus diperbaiki dan dibangun untuk mendukung ekosistem e-commerce di Indonesia.
Permasalahan-permasalahan logistics e-commerce dan retail dari perspektif aspek-aspek logistics dan supply chain sebagai berikut:
- Crossborder
Saat ini e-commerce lebih banyak di dominasi oleh inbound dari pada outbound dari Indonesia. Dengan keluarnya Perdirjen No. PER-2/BC/2017 mengenai bebas biaya bea masuk impor retail dinaikan dari 50 menjadi 100 USD FOB, hal ini semakin meningkatkan nilai crossborder e-commerce inbound Indonesia. Hal ini dikhawatirkan dalam jangka panjang akan membunuh produsen produk lokal utamanya para UKM Indonesia.
Masuknya Aliexpress dengan subsidi biaya pengiriman gratis ke seluruh pelosok Indonesia dari sisi aspek logistik tentu akan menjadi baik karena Aliexpress pun menggandeng pemain-pemain lokal pada saat masuk ke wilayah Indonesia. Namun dengan peraturan bahwa freight forwading bisa melakukan pelayanan jasa kurir dengan diizinkannya kepemilikan asing 60% ini akan menjadi sangat membahayakan.
Hingga saat ini kendala terbesar crossborder outbound adalah tidak adanya satu pemain lokal yang mampu mendukung pengiriman ke seluruh negara selain EMS Pos, untuk beberapa negara ASEAN seperti Malaysia dan Singapura sudah ada pemain-pemain lokal yang mendukung pengiriman seperti Indah Cargo. Banyak kendala yang dihadapi para UKM dan pemain e-commerce saat ini untuk mengembangkan pasarnya ke ranah Internasional karena kendala logistik.
Terkait dengan crossborder import adalah customs, saat ini pemberlakuan import memberikan kesempatan kepada UKM dan pebisnis lokal untuk membangun produk lokal dan menguasai kanal-kanal e-commerce marketplace yang ada di Indonesia. Namun kembali lagi pada kendala dari pemberlakuan pengetatan customs import ini berdampak pada seluruh kategori produk bahkan termasuk raw material dan semi material untuk keperluan produksi.
- Fulfillment dan Firstmile
Fulfillment konsep saat ini dibangun menggunakan konsep outsorcing 3PL untuk perusahaan-perusahaan besar. Konsep tersebut tidak friendly untuk UKM baik dari sisi biaya maupun dari sisi area cakupan dan teknologi. Ada yang perlu diubah dari konsep tersebut yaitu menjadikan konsep fulfillment menjadi pusat distribusi usaha digital UKM di daerah-daerah. Dalam hal ini fulfillment bukan hanya sebagai gudang dan pemenuhan order dari received pick pack and dispatch tapi juga harus mengakomodasi UKM dan produser dengan membangun ekonomi sharing di level manufacturing dan packaging serta firstmile atau pick up order langsung dari rumah produksi para UKM
- Lastmile
Semua investor saat ini sedang memfokuskan investasinya di lastmile sehingga dalam kapasitas bisnis telah menciptakan kanibalisasi persaingan yang tidak sehat dengan cutting price sesama pemain kurir dimulai dengan intracity pelayanannya. Belum ada yang fokus investasi di firstmile, salah satunya Shipper.id yang memiliki konsep membangun enabler solution di level firstmile sehingga kedepannya hal ini bisa mendukung desentralisasi fulfillment Indonesia untuk para UKM.
- Long Haul
Saat ini cukup baik dengan pembangunan infrastruktur darat seperti kereta dan jalan raya. Hanya saja itu masih mencakup daerah Jawa saja, ketika bicara long haul laut dan udara belum ada yang berani berinvestasi untuk dua moda ini karena heatmap order spreading belum balance. Pada saat peak season order di e-commerce terjadi congestion yang luar biasa karena sebagian besar long haul concept Indonesia masih menggunakan passanger cargo flight bukan freighter.
- Sorter Facility
Peningkatan jumlah order dari e-commerce sekarang dan tahun-tahun mendatang dipastikan akan terjadi, karena para investor e-commerce player ingin segera menemukan titik efisiensi dari biaya logistik melalui cara meningkatkan volume order segera. Namun seiring dengan peningkatan tersebut belum ada pemain logistik lokal yang berfokus menyiapkan sorter facility yang modern untuk memenuhi keperluan pertumbuhan e-commerce tersebut, dengan target pemerintah mengacu pada 130 Milyar USD nilai perdagangan e-commerce di Indoensia dengan angka 20% kontribusi dari angka tersebut maka dibutuhkan fasilitas sorter sebanyak 200 hingga 250 ribu pack parsel per bulan dan Indonesia harus segera membangun fasilitas tersebut.
- Technology
Terjadi gap mind set dan pengetahuan business technology di kalangan pemain logistik. Banyak pemain-pemain lokal utama di daerah tidak memiliki visionary dan pengetahuan tentang teknologi dan penerapannya, sehingga kebutuhan integrasi teknologi sistem yang mana bisa mencakup kemampuan perencanaan, visibility informasi dan control tracking tracing dan business intelegent dan big data analysis tidak tercakup secara komprehensif karena terjadinya broken processes dari value chain dari hulu ke hilir.
- SDM
Saat ini pengembangan SDM logistik masih berbasis logistik business to business dan bulk belum fokus di retail dan technology driven.
Dengan target rencana untuk menghasilkan 250 ribu order parcel shipment per bulan, maka teknologi dan digitalisasi di sektor industri WAJIB menjadi core system proses kerja dari seluruh pemain logistik di Indonesia. Tanpa teknologi logistik akan menjadi hambatan bagi target pertumbuhan perdagangan e-commerce dan ekonomi digital bangsa ini di tahun 2020.
Berubah atau punah? Kedaulatan ekonomi bangsa berada di tangan para logistician Indonesia, siapkah Anda?
13 Oktober 2017
*Isi artikel merupakan pemikiran penulis dan tidak selalu mencerminkan pemikiran atau pandangan resmi Supply Chain Indonesia.
Download artikel ini:
SCI-Artikel Permasalahan Logistics E-commerce dan Retail (762.8 KiB, 635 hits)