Oleh: Setijadi | Chairman Supply Chain Indonesia
Aktivitas logistik mencakup aktivitas pengelolaan dan penyimpanan barang di gudang serta aktivitas pengiriman barang dalam bentuk transportasi.
Dengan karakteristik geografis dan kondisi sistem transportasi Indonesia saat ini, diperkirakan biaya transportasi berkontribusi sekitar 70% dari biaya logistik.
Biaya transportasi di Indonesia yang tinggi disebabkan pula oleh penggunaan moda transportasi yang belum berimbang. Sekitar 90% pengangkutan barang menggunakan moda transportasi jalan (trucking).
Penurunan tarif tol kurang berdampak terhadap penurunan biaya transportasi dan logistik. Untuk rute Jakarta-Surabaya, misalnya, komponen biaya tol hanya sekitar 2% dari total biaya trucking.
Komponen biaya trucking terbesar adalah biaya BBM sekitar 29-32%, biaya depresiasi sekitar 18-19%, biaya perawatan (maintenance) armada sekitar 12%. Biaya lainnya adalah biaya sopir sekitar 10-12% serta biaya asuransi.
Upaya penurunan biaya logistik seharusnya dilakukan terutama terhadap ketiga komponen biaya terbesar itu.
Biaya BBM dan perawatan armada yang tinggi dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk karena kemacetan dan kerusakan jalan.
Pengurangan tingkat kemacetan perlu dilakukan antara lain dengan perbaikan dan pengembangan infrastruktur, serta pengembangan sistem transportasi multimoda agar penggunaan jenis-jenis moda dapat berimbang.
Biaya depresiasi yang tinggi dipengaruhi oleh biaya investasi armada yang dikenai suku bunga komersil yang tinggi sebesar 12-15%. Pemerintah perlu mendorong penurunan suku bunga yang kompetitif sebesar 7-8%.
Bandung, 12 April 2018
Setijadi
Chairman | Supply Chain Indonesia
E-mail : setijadi@SupplyChainIndonesia.com
www.SupplyChainIndonesia.com
Download Catatan ini: 12-04-2018_Catatan_SCI__-_Biaya_Tol_Tidak_Signifikan_untuk_Trucking.pdf (647.7 KiB, 115 hits)