JAKARTA — PT Pelabuhan Indonesia II/IPC disarankan lebih aktif menjalin kerja sama bisnis dengan pemilik barang impor untuk memacu pemanfaatan fasilitas pusat konsolidasi kargo atau container freight station center di Pelabuhan Tanjung Priok.
Wisnu Wakita, praktisi logistik yang juga Komisaris PT Tata Waskita, mengatakan saran itu disampaikan seiring dengan belum optimalnya pemanfaatan fasilitas Container Freight Station (CFS) center di pelabuhan terbesar di Indonesia itu.
“Fasilitas CFS center di Priok sudah lama dinantikan pelaku usaha sebagai layanan satu atap dalam menangani kargo impor LCL yang selama ini dilayani di banyak lokasi gudang CFS yang ada di luar pelabuhan,” katanya, Kamis (23/8).
Menurutnya, fasilitas CFS center di Priok yang berope rasi sejak November 2017 memudahkan pemilik barang impor berstatus Less than Container Loaded (LCL) bisa melakukan penerimaan dan pengeluaran barang selama 24 jam dan 7 hari (24/7).
Selama ini, pebisnis merasakan sejumlah depo pergudangan yang ada di luar Pelabuhan Tanjung Priok belum beroperasi 24/7. “Namun, adanya CFS center menjadi pionir menerapkan 24/7 dengan sistem IT yang terintegrasi dengan pemilik barang serta menerapkan single billing,” paparnya.
Sumber dan berita selengkapnya:
Bisnis Indonesia, edisi cetak Jumat, 24 Agustus 2018
Salam,
Divisi Informasi