JawaPos.com – Pengusaha berharap ada koordinasi yang baik mengenai distribusi dan jumlah solar bersubsidi. Sebab, mereka merasa perbaikan waktu distribusi solar saja tidak cukup. Lebih dari itu, pengusaha ingin tahu mengenai kuota solar, baik untuk nasional, daerah, maupun SPBU terdekat.
Sekjen Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia Jawa Timur (Aptrindo Jatim), Eddo Adrian Wijaya mengatakan, pemerintah harus membuka data berapa kuota solar yang tersisa hingga akhir tahun. Juga, apa risiko-risiko yang bakal timbul akibat pasokan yang kurang memenuhi kebutuhan.
Selain itu, pemerintah perlu menyampaikan solusi untuk menutup risiko tersebut. Meski kuota penyaluran solar ditambah 20 persen untuk daerah tertentu, pengusaha tetap ingin transparansi. ”Tidak semua orang mampu beli Pertamina Dex yang harganya jauh lebih mahal ketimbang solar subsidi,” ujarnya.
Eddo mengatakan, pihaknya ingin agar ada komunikasi yang baik antara pengusaha, Pertamina, dan pemilik SPBU agar konsumen lebih mendapat kepastian. Sebab, pengusaha juga perlu merencanakan keuangan yang pas jika terjadi perubahan. ”Satu hari saja satu truk habis untuk solar Rp 500 ribu. Kalau tidak dapat solar, berarti harus beli Pertamina Dex yang harganya dua kali lipat solar. Dikali berapa truk, berapa hari. Perencanaan keuangan perusahaan jadi berubah,” keluhnya.
Pengamat transportasi Bambang Haryo Soekartono mengatakan, persoalan sulitnya mendapatkan solar bersubsidi harus diselesaikan dengan baik oleh pemerintah. ”Multiplier effect akibat kelangkaan BBM ini sangat luas. Melambatkan ekonomi karena logistik terhambat sehingga harga-harga akan naik dan inflasi meningkat,” ungkapnya.
Sumber dan berita selengkapnya:
https://www.jawapos.com/ekonomi/energi/18/11/2019/pengusaha-minta-transparansi-kuota-tambahan-solar-subsidi/
Salam,
Divisi Informasi