TEMPO.CO, Jakarta – Ketua Presidium Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) Abdul Sobur menjelaskan kendala penggunaan kargo jalur udara untuk mengirimkan produk mebel selama ini. Industri kesulitan mengirim lewat udara karena keterbatasan ukuran ruang dari kargo udara.
Ia menyebutkan ekspor produk mebel Indonesia didominasi barang berukuran besar yang dikirim dalam bentuk bulk. “Rata-rata pengiriman dari Jawa Timur bisa mencapai 4.000 kontainer per bulan. Sementara satu pesawat setidaknya hanya bisa memuat 1 atau 2 kontainer dalam sekali penerbangan,” kata Abdul, Ahad, 3 Oktober 2021.
Oleh karena itu, tak semua jenis produk mebel bisa dikirim melalui jalur udara. Meskipun dari sisi kecepatan pengiriman, kargo udara lebih unggul ketimbang kargo laut.
Hal tersebut disampaikan Abdul menanggapi saran Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi agar pelaku UKM khususnya yang mengekspor produk berukuran kecil atau ringan, untuk beralih dari pengiriman jalur laut ke jalur udara.
Pasalnya, saat ini tarif pengiriman barang ekspor melalui jalur laut mengalami peningkatan lima hingga sepuluh kali lipat dari sebelumnya. Adapun biaya pengapalan kini mencapai US$ 10.000 sampai US$ 20.000 per kontainer.
Sumber dan berita selengkapnya:
https://bisnis.tempo.co/read/1513452/ongkos-pengapalan-naik-900-persen-industri-mebel-sulit-beralih-ke-kargo-udara
Salam,
Divisi Informasi