Oleh: Ricky Virona Martono, CPIM., CLTD.
Trainer, Lecturer, & Consultant
PPM Manajemen
Risk Pooling adalah sebuah konsep berlandaskan perhitungan statistik yang menyatakan bahwa variasi demand dapat dikurangi dengan melakukan aggregate demand, pada cakupan beberapa wilayah, beberapa jenis produk, atau pada cakupan waktu. Lokasi penjualan misalnya mencakup jangkauan satu kabupaten atau satu propinsi atau satu regional (misalnya ASEAN), lokasi gudang penyimpanan inventori di lokasi dengan demand tertinggi (misalnya Ibukota Propinsi, atau Indonesia sebagai perwakilan ASEAN) dan menerapkan sistem centralized distribution center.
Idenya adalah ketika permintaan sebuah produk di satu lokasi naik tapi inventori tersedia tidak menukupi, maka kebutuhan ini dapat dipenuhi dari inventori di lokasi lain. Variasi antara forecast dan realisasi penjualan di satu lokasi dapat saling mengurangi dengan variasi di lokasi lain. Sehingga, dengan menjumlahkan total (aggregate) demand beberapa lokasi penjualan (risk pooling across locations) dapat mengurangi demand variability (menurunnya Coefficient of Variation, mendukung penggunaan teknik peramalan kuantitatif), mengurangi total safety stock, dan total inventori.
Penyimpanan inventori digabung di sebuah distribution center atau gudang. Maka variasi antara forecast dan realisasi demand secara total menurun. Dengan menggabungkan total inventori, maka forecast dalam satu wilayah pun dapat ikut digabungkan juga (aggregate).
Risk pooling cocok diterapkan untuk produk yang variasi penjualannya besar atau yang hanya dibutuhkan sedikit dalam satu jangka waktu (slow moving), misalnya, satu kuartil atau satu tahun. Maka aggregate demand produk tersebut dilakukan dalam jangka waktu satu kuartil atau satu tahun (risk pooling across time). Jika dilakukan forecast bulanan, maka persentase variasi demand antar bulan bisa sangat besar, namun selisihnya sebenarnya, mungkin hanya satu sampai dua unit saja. Namun ketika dilakukan forecast per kuartil atau dalam satu tahun, maka variasi demand akan lebih rendah. Asumsinya adalah usia produk tersebut memenuhi syarat panjangnya jangka waktu. Tidak mungkin melakukan aggregate demand sebuah produk selama satu tahun, jika kadaluarsanya kurang dari satu tahun. Selain itu, pertimbangkan risiko menyimpan inventori dalam jangka waktu lebih lama.
Untuk produk fast moving sebaiknya diletakkan di lokasi yang dekat dengan konsumen (decentralized) karena frekuensi pengiriman inventori ke konsumen tinggi dan dengan dekatnya lokasi gudang ke konsumen, maka biaya transportasi dapat ditekan.
Meskipun dapat mencapai economies of scale karena menggabungkan inventori, penerapan Risk Pooling ini perlu memperhatikan kondisi gudang yang mendukung untuk menyimpan inventori lebih banyak, kontrol inventori di gudang untuk menyimpan dan mengambil inventori dari gudang. Begitu juga dengan sistem transportasi yang menjangkau wilayah lebih luas dan/atau frekuensi pengiriman inventori dari gudang ke konsumen semakin tinggi. Akibatnya lead time distribusi naik, begitu juga biaya transportasi naik.
Berikut contohnya. Diketahui sebuah perusahaan menjual Produk X ke Lokasi A dan Lokasi B. Tersedia data forecasting penjualan pada semester 1 tahun mendatang.
Dengan menerapkan strategi Risk Pooling, permintaan di Lokasi A dan B disatukan di gudang pusat (distribution center) yang mencakup lokasi penjualan lebih luas. Sehingga diperoleh data sebagai berikut:
Untuk perhitungan Distribution Center digunakan lead time terbesar yaitu selama 21 hari, sehingga safety stock dapat mencakup demand di Lokasi A dan B. Meskipun lead time yang digunakan adalah yang terbesar, total safety stock menurun drastis dari 5.848 unit menjadi 2.972 unit, atau sekitar 50%. Begitu juga coefficient of variation yang menurun signifikan, yang artinya manfaat Risk Pooling dalam antisipasi fluktuasi demand dapat terlihat jelas. Namun perlu diperhatikan cost-benefit yaitu dengan mengagregat inventori di satu lokasi, dapat berpotensi meningkatkan frekuensi distribusi ke lokasi-lokasi penjualan.
23 September 2022
*Isi artikel merupakan pemikiran penulis dan tidak selalu mencerminkan pemikiran atau pandangan resmi Supply Chain Indonesia.
Download artikel ini:
SCI - Artikel Strategi Risk Pooling untuk Efisiensi Inventori (961.4 KiB, 146 hits)