JAKARTA – Kemacetan di jalur distribusi Pelabuhan Tanjung Priok menjelang Ramadan semakin parah seiring dengan lonjakan volume distribusi kargo dan peti kemas dari dan ke pelabuhan itu.
Wakil Ketua Bidang Kepabeanan dan Kepelabuhanan Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) DKI Jakarta Widijanto mengatakan kemacetan itu sudah terjadi sejak akhir pekan lalu hingga Rabu (25/6) dengan konsentrasi di pintu masuk dan keluar pelabuhan.
Menurutnya, pengusaha logistik menderita kerugian miliaran rupiah per hari akibat kemacetan dari dan ke Pelabuhan Tanjung Priok. Pengusaha, paparnya, menderita kerugian setelah terjadi keterlambatan pengiriman barang impor dan terkena batas akhir waktu pengapalan atau closing time untuk kargo ekspor.
Menjelang Ramadhan, Widijanto memaparkan rata-rata volume barang meningkat hingga 20% dari hari-hari biasa. Oleh karena itu, lanjutnya, pengusaha membutuhkan pelayanan lebih cepat mulai dari urusan dokumen kepabeanan hingga bongkar muat di dermaga.
PEMBATASAN MUATAN
Sementara itu, Kepala Otoritas Pelabuhan Tanjung Priok Wahyu Widayat meminta Pemprov DKI Jakarta menunda pemberlakuan pembatasan armada pengangkut barang dan peti kemas maksimal 10 ton di jalan tol Wiyoto Wiyono Jakarta hingga setelah Lebaran.
“Pembatasan muatan di jalan tol itu kami minta jangan diterapkan sekarang, karena akan mengganggu kelancaran arus logistik dari dan ke pelabuhan Priok,” ujarnya saat membuka Rapat Pengurus dan Anggota Angsuspel Organda DKI Jakarta, Rabu (25/6).
Ketua Angsuspel Organda DKI Jakarta Gemilang Tarigan mengatakan selama ini 30% armada angkutan barang Pelabuhan Tanjung Priok melintas di jalan tol Wiyoto Wiyono.
Sumber dan berita selengkapnya:
Bisnis Indonesia, edisi cetak 26 Juni 2014