Industri pengiriman barang dan dagang elektronik bak dua sisi mata uang yang tak bisa dipisahkan. Indonesia sebagai salah satu negara dengan potensi dagang–el terbesar di dunia pun bak surga bagi kedua bisnis tersebut.
Sayangnya, barang-barang yang dijual di toko dalam jaringan (daring) cenderung monoton alias itu-itu saja.
Ketua Umum Asosiasi Logistik Indonesia Zaldy Ilham Masita mengatakan barang yang dijual di toko daring dalam negeri masih didominasi oleh barang tersier.
BIAYA RA
Komponen lain adalah biaya agen inspeksi alias regulated agen (RA). Penyelenggaraan RA, katanya, sudah sepatutnya dievaluasi karena membuat biaya pengiriman menjadi tinggi. Oleh karena itu, RA seharusnya dikelola langsung oleh pemerintah.
Konsultan senior Supply Chain Indonesia (SCI) Zaroni mengatakan pengiriman barang primer dan sekunder memang jarang dilakukan melalui perusahaan pengiriman ekspres. Pertimbangannya adalah biaya, kapasitas angkut dan fleksibilitas pengiriman.
Sumber dan berita selengkapnya:
Bisnis Indonesia, Senin, 18 Desember 2017
Salam,
Divisi Informasi