Oleh: Setijadi | Chairman Supply Chain Indonesia
PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) akan melakukan uji coba pengangkutan logistik dengan metode chassis roll on – roll off (cha-ro). Menurut rencana, uji coba pengoperasian itu akan dilakukan pada rute Merak-Surabaya dalam 1 bulan mendatang.
Operasi cha-ro menggunakan kapal feri dengan mengangkut bagian chassis truk berikut kontainernya masuk ke kapal. Bagian kepala truk dan pengemudi tidak ikut serta ke dalam kapal feri.
Menurut Senior Consultant Supply Chain Indonesia (SCI), Hafida Fahmiasari, metode cha-ro lebih efisien dari pada roll on – roll off (ro-ro) karena truk tidak ikut dalam perjalanan kapal. Efisiensi dapat diperoleh dari biaya supir, serta biaya penyusutan dan perawatan armada. Selain itu, produktivitas truk akan meningkat karena dapat digunakan untuk pengangkutan barang lainnya. Sehingga penggunaan cha-ro dapat mereduksi biaya logistik sebesar 20% dibandingkan dengan ro-ro.
Penggunaan cha-ro juga bermanfaat mengurangi masalah muatan lebih (overload) truk, sehingga dapat menurunkan tingkat kerusakan jalan. Penggunaan ro-ro atau cha-ro sendiri telah dapat mengurangi biaya perawatan jalan sebesar 50 Milyar per tahun atau 5% dibandingkan dengan angkutan truk reguler dari Jakarta ke Surabaya. Asumsi yang dipakai, cha-ro atau ro-ro dapat mengambil pangsa pasar truk Pantura sebesar 5% atau 54,000 truk per tahun dari total 1,080,000 truk.
Hafida menjelaskan bahwa dalam jangka panjang perlu dipertimbangkan penggunaan metode lainnya, yaitu lift on – lift off (lo-lo). Metode ini akan lebih efisien daripada ro-ro maupun cha-ro. Dengan metode ini, yang dimuat ke kapal hanya kontainer, sehingga truk dan chassis-nya bisa digunakan untuk pengangkutan lainnya.
Dengan metode lo-lo, kapasitas muat kapal akan lebih besar karena yang dimuat hanya kontainer yang dapat dimuat lebih padat dan ditumpuk.
Pengembangan dan penggunaan lo-lo harus diawali dengan pengembangan dan penataan rantai pasok komoditas. Metode ini akan efisien untuk volume pengangkutan yang besar, sehingga dibutuhkan sistem untuk konsolidasi muatan.
Metode lo-lo membutuhkan infrastruktur dan fasilitas yang memadai, terutama fasilitas bongkar muat, serta pengembangan sistem informasi antar pelabuhan.
23 Juli 2017
Setijadi
Chairman
Supply Chain Indonesia
www.SupplyChainIndonesia.com
E-mail : setijadi@SupplyChainIndonesia.com
Download Catatan ini:
Catatan SCI - Cha-Ro & Ro-Ro Mereduksi Biaya Perawatan Jalan Pantura Rp 50 Milyar Per Tahun (566.7 KiB, 278 hits)