Oleh: Novyana Evalinda, S. M.
Junior Consultant | Supply Chain Indonesia
Proyek pembangunan Kanal Kra adalah projek pembuatan kanal yang membentang di daratan Thailand yang memecah dataran di Thailand. Proyek ini merupakan projek joint venture antara Thailand dengan China. Pembangunan projek ini bertujuan untuk memperpendek jalur yang dilintasi kapal dengan membuka jalur transportasi laut yang baru yang menghubungkan Laut Cina Selatan dan Laut Andaman dan sebaliknya tanpa harus melewati semenanjung Thailand.
Pembangunan Kanal Kra berpotensi memberikan peluang dan akan menjadi alternatif bagi kapal-kapal logistik internasional untuk transit melalui Selat Malaka dan mempersingkat transit untuk pengiriman minyak ke Jepang dan China. Dengan begitu, kapal-kapal logistik tersebut akan mengalami penghematan dari sisi jumlah perjalanan sejauh 1.200 km. Selain itu, keuntungan lain yang dapat diperoleh adalah waktu perjalanan yang relatif berkurang atau lebih singkat selama tiga sampai dengan empat hari.
Perlu diperhatikan bahwa strategi pembangunan Kanal Kra ini akan berpotensi mematikan perekonomian laut di Indonesia. Oleh karena itu, diperlukan perhatian khusus dan sikap bijaksana untuk menghadapi permasalahan ekonomi yang berpotensi melanda Indonesia.
Institute of Developing Economies, Japan External Trade Organization (Jetro), menyebutkan bahwa pembangunan projek ini akan menimbulkan beberapa skenario yang berpotensi terjadi, antara lain:
- Kanal Kra dan Selat Malaka hidup bersamaan (Selat Malaka tetap dibuka)
- Kanal Kra hidup (Malaka ditutup, digantikan dengan feeder dari Kanal Kra ke Singapura)
- Kanal Kra dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Thailand Selatan akan hidup.
Berdasarkan penjelasan dan beberapa skenario di atas, apabila projek tersebut berhasil pemerintah Indonesia perlu mewaspadai kondisi ekonomi yang akan terjadi dan mengambil langkah-langkah bijak untuk mencegah penurunan tingkat ekonomi di Indonesia. Selain itu, kemungkinan yang akan terjadi adalah berkurangnya kapal kargo yang akan melewati atau bersandar di Indonesia. Apabila tidak diberi perhatian khusus, maka akan berpotensi untuk mematikan industri logistik di Indonesia yang diperoleh dari pelabuhan-pelabuhan besar Indonesia seperti Tanjung Priok, Belawan, Makassar, dan pelabuhan lainnya, serta berpotensi untuk menurunkan pendapatan Indonesia.
Institute of Developing Economies Jetro (IDE-GSM) memprediksikan bahwa pada 2030 Indonesia akan mengalami kerugian besar yang disebabkan oleh projek ini. Perekonomian Indonesia mungkin akan melemah karena Indonesia adalah salah satu negara dari negara-negara di ASEAN yang diprediksikan menderita kerugian paling parah. Berikut adalah dampak ekonomi terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB) yang diperkirakan akan diperoleh Indonesia.
Pada skenario pertama, kerugian yang dialami Indonesia tidak banyak. Hal ini disebabkan karena jalur Malaka tetap dibuka meski Kanal Kra telah diresmikan. Skenario kedua adalah skenario menggambarkan potensi kerugian yang paling besar yang akan diperoleh Indonesia yaitu penurunan sebanyak 0.33%. Hal ini disebabkan Jalur Malaka “ditutup”. Program transhipment berpotensi hanya dapat dilakukan oleh Singapura dan Indonesia tidak mendapatkan transhipment langsung. Skenario tiga juga memberikan 0% kerugian.
Demi mengurangi potensi-potensi masalah yang akan dihadapi sebagaimana dijelaskan di atas, alangkah baiknya Pemerintah Indonesia segera mengambil langkah aktif dan bekerja cerdas untuk mengatasi hal ini. Kanal Kra merupakan hasil inovasi transportasi yang berpotensi menguntungkan bagi pihak-pihak tertentu. Mengingat hal tersebut adalah inovasi, Indonesia pun harus cerdas dalam berinovasi di dalam sektor transportasi. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengatasimasalah-masalah tersebut, antara lain:
- Memanfaatkan Pelabuhan Sabang dan Pelabuhan Kuala Tanjung
Pembangunan pelabuhan harus selalu terjadi. Pengembangan inovasi dan pengimplementasian teknologi infrastruktur di dalam pelabuhan merupakan langkah yang dapat dilakukan untuk menjadikan pelabuhan sebagai daya tarik. Hal ini sangat memungkinkan pelabuhan-pelabuhan tersebut menjadi pelabuhan modern dan menjadi hub internasional.
- Memaksimalkan fungsi Tol Laut
Memaksimalkan fungsi tol laut berarti memperbaiki kinerja dari pelabuhan-pelabuhan yang ada di Indonesia. Hal-hal yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
- Mengurangi waktu tunggu dengan cara mempercepat proses operasi tanpa mengurangi kualitas operasi,
- Meningkatkan jumlah produktivitas pada alat besar (crane),
- Meningkatkan crane intensity (CI) di pelabuhan-pelabuhan strategis di Indonesia,
- Mengurangi waktu domestic dwelling time di sejumlah pelabuhan strategis di Indonesia yang relatif masih tinggi sekitar 5 hari padahal di ASEAN terendah hanya 1 hari.
Referensi:
- Mengenal Terusan Kra, Jangkar Pembunuh Ekonomi Maritim Indonesia: https://www.kompasiana.com/dzakirmaruf/58c551ef337b616d64254861/mengenal-terusan-kra-jangkar-pembunuh-ekonomi-maritim-indonesia diakses pada 15 Januari 2019 pk. 22.02
- Economic impacts of the Kra Canal: an application of the automatic calculation of sea distances by a GIS – Institute Of Developing Economies diakses pada 15 Januari 2019 pk. 12.38
- Thai Canal: https://en.wikipedia.org/wiki/Thai_Canal diakses pada 15 Januari 2019 pk. 10.21
*Isi artikel merupakan pemikiran penulis dan tidak selalu mencerminkan pemikiran atau pandangan resmi Supply Chain Indonesia.
Download artikel ini:
SCI - Artikel Dampak Ekonomi Pembangunan Kanal Kra Thailand terhadap Industri Logistik Indonesia (936.4 KiB, 706 hits)