Oleh: Hadi Kuncoro
Group CEO at PowerCommerce.Asia
The Power Group Indonesia
Pemerintah Republik Indonesia telah mengonfirmasi bahwa ada sebanyak 117 kasus infeksi Virus Corona (Covid-19) di Indonesia per 15 Maret 2020. Pada kasus tesebut, delapan orang di antaranya dinyatakan sembuh dan lima orang lainnya meninggal dunia.
Pada situasi ini, beberapa negara yang telah terpapar oleh Virus Corona melakukan lockdown ataumembatasi akses keluar masuk ke wilayah tertentuuntuk meminimalisasi penyebaran virus tersebut.
Kebijakan lockdown memiliki kelebihan dan kekurangan pada beberapa aspek. Kelebihan kebijakan ini adalah penyebaran virus dapat diminimalisasi, serta kontrol pemerintah terhadap hal ini menjadi lebih mudah. Namun di sisi lain, kebijakan ini berdampak negatif untuk beberapa sektor seperti sektor pariwisata, juga sektor ritel karena pasokan bahan baku menipis dengan adanya lockdown tersebut.
Hingga pada akhirnya, pemerintah mengimbau masyarakat agar masyarakat membatasi aktivitas yang berada di luar rumah untuk mengurangi risiko penyebaran Virus Corona. Kebijakan social distancing yang dikeluarkan oleh presiden turut diikuti dengan kebijakan turunan oleh masing-masing pemimpin daerah dengan mengeluarkan kebijakan WFH (Work From Home) yang diberlakukan mulai tanggal 16 hingga 27 Maret 2020.
Beberapa langkah preventif pun telah dilakukan oleh sejumlah pemerintah daerah untuk mengantisipasi semakin meluasnya penyebaran Virus Corona untuk memutus mata rantai penularan virus. Langkah proaktif dari sejumlah pemerintah daerah ini diharapkan dapat menekan penyebaran virus.
Beberapa perusahaan besar sudah melaksanakan dan sedang menerapkan kebijakan WFH, terutama bagi karyawan-karyawan di head office. Namun beberapa area masih memerlukan operasional fisik kehadiran karyawan seperti di area operasional logistik di antaranya gudang atau fulfillment center, area pengiriman, dan pabrik. Banyak pemimpin perusahaan untuk mengambil kebijakan penerapan dari arahan keputusan presiden atau keputusan gubernur tersebut.
Terdapat beberapa rumusan terkait kebijakan mitigasi di area operasional dan produksi yang tetap mengharuskan kehadiran fisik pekerja hadir di tempat kerja baik itu di gudang, distribution center, fulfillment center, pabrik, workshop, pelabuhan, dan seluruh area operasional.
Panduan dasar manajemen mitigasi terkait dengan Virus Corona (Covid-19):
- Mambangun Emergency Response Teams (ERT) atau sejenisnya. Perusahaan memiliki center of information, plan, execution command, control, and emergency rescue team yang terpusat dan dipimpin langsung kepemilikannya oleh puncak pimpinan perusahaan.
- Membangun sistem data dan informasi terkait dengan bencana yang sedang terjadi, seperti:
- Dashboard update information, baik itu secara harian maupun real time. Sistem ini digunakan sebagai helicopter view bagi pengambil kebijakan dana, juga sebagai pembaharuan informasi secara rutin agar seluruh karyawan mendapatkan informasi yang akurat dan valid, serta menghindari hoax yang semakin mudah dan banyak di era digital ini.
- Tim pusat informasi. Tim ini wajib memastikan informasi-informasi yang valid berdasarkan data dan fakta resmi dan bukan spekulasi yang dapat membangun opini liar dan negatif di lingkungan kerja. Selain itu, pusat informasi dapat mengendalikan kelebihan informasi yang pada akhirnya menciptakan ketakutan yang tidak diperlukan dalam lingkungan kerja.
- Bekerja sama dengan profesional dan tim ahli sehingga dapat melakukan pandangan strategis dari situasi terbaru dan melakukan reframing situasi apa yang terjadi dalam sebuah kebijakan yang tepat dan aman.
- Pada supply chain, perencanaan dan penjadwalan akan menjadi kunci untuk mengatur fluktuasi manajemen pengelolaan supply chain, sehingga perencanaan manajemen tenaga kerja dapat dikalkulasi, direncanakan dengan baik dan optimum, serta menghindari penumpukan berkumpulnya tenaga kerja dalam satu tempat.
Pada beberapa industri, Virus Corona telah megakibatkan turunnya aktivitas operasional baik itu di pabrik, gudang, maupun pengiriman. Namun di area lain seperti industri e–commerce justru memberikan peluang peningkatan jumlah permintaan dan kapasitas layanan.
Beberapa industri yang mengalami peningkatan kapasitas operasional kerja setelah kasus Virus Corona dan Kebijakan WFH diberlakukan di antaranya:
- Area operasional fulfillment dan jasa pengiriman untuk industri e-commerce.
- Pabrik produksi secondary yang memasok finish goods untuk penjualan e-commerce seperti pabrik packaging, plastik, dan pabrik-pabrik terkait produk-produk yang terkait dengan perlindungan dari Virus Corona, misalnya perlengkapan imunitas dan perlindungan diri.
- Pelayanan higienitas atau sanitasi seperti layanan penyemprotan disinfektan dan hama.
Kebijakan WFH ini telah dan berpotensi memicu trend dan prediksi peningkatan permintaan di area penjualan online atau e-commerce. Konsekuensi dari hal tersebut adalah harus menambah kapasitas pada area fulfillment center yang diiringi dengan penambahan pekerja dan shift. Begitupun di pengiriman, penambahan kapasitas, dan peningkatan dropping point per pengendara menjadi lebih tinggi, artinya peluang untuk terjadi interaksi fisik meningkat di area logistik e-commerce.
Pada area warehouse fulfillment apakah perlu dilakukan lockdown office management atau bekerja diisolasi dan tidak boleh keluar selama 14 hari kerja di dalam gudang tanpa bergantian?
Rancangan mitigasi di area operasional logistik, produksi, dan jasa layanan sebagai berikut:
- Hindarkan birokrasi dalam hal-hal emergency response jika terjadi hal-hal darurat. Sediakan nomor kontak ERT dan disosialisasikan.
- Lengkapi peralatan perlindungan diri dan persiapan pertolongan emergency rescue bila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Perlengkapan dan alat perlindungan diri sesuaikan dengan yang dianjurkan oleh kebijakan WHO.
- Mendata dan mencatat pergerakan orang keluar masuk ke area kerja logistik baik di gudang maupun pabrik. Selain itu, sistem pencatatan dalam area pengantaran barang terutama informasi data pengirim dan penerima barang semakin diperkuat.
- Pengaturan group shift yang terkendali. Bila memerlukan pekerja lepas, maka pekerjakan pekerja lepas yang terdaftar dan sudah dalam daftar karyawan pekerja lepas reguler dan lakukan pemantauan jejak kesehatan.
- Contingency plan jika ditemukan di antara karyawan pada area kerja yang terkena paparan Virus Corona, lalu lakukan kerja sama dengan rumah sakit rujukan dan persiapkan seluruh pelatihan pertolongan pertama di dalam area kerja.
- Pengecekan rutin dari tim medis paling tidak seminggu sekali untuk seluruh karyawan. Hal ini dianjurkan untuk dilaksanakan agar aksi preventif dalam menanggulangi penyebaran wabah dapat teridentifikasi lebih dini.
- Pemberian tools dan pelatihan terkait pemakaian, etika, dan aturan melakukan rapat jarak jauh menggunakan video conference kepada seluruh karyawan.
*Isi artikel merupakan pemikiran penulis dan tidak selalu mencerminkan pemikiran atau pandangan resmi Supply Chain Indonesia.
Download artikel ini:
SCI - Artikel Dampak Wabah Virus Corona: Mitigation Plan di Area Logistik, Pabrik, dan Operasional (835.4 KiB, 601 hits)