BENGKULU, KOMPAS-Pulau Enggano, Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu, ditetapkan sebagai sentra kelautan dan perikanan terpadu tahun 2017. Sebagai salah satu pulau terluar yang berbatasan dengan Samudera Hindia, Enggano butuh penanganan khusus karena infrastruktur dan akses transportasi ke sana belum memadai.
Hal itu terungkap dalam acara Pengelolaan Pulau-Pulau Kecil dan Terluar bertajuk “Kerja Nyata dalam Percepatan Pembangunan Pulau Enggano”, Senin (15/8), di Bengkulu. Acara tersebut diikuti oleh sekitar 200 peserta yang merupakan perwakilan dari satuan kerja perangkat daerah Provinsi Bengkulu.
Selain itu, hadir pula Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Brahmantya Satyamurti Poerwadi, Gubernur Bengkulu Ridwan Mukti, dan Bupati Bengkulu Utara Mian.
Kabar lain soal sektor perikanan diperoleh dari Anambas, Kepulauan Riau. Nelayan Anambas meminta pemerintah meninjau ulang larangan ekspor ikan hidup. Kebijakan ekspor itu membuat mereka kehilangan miliaran rupiah.
Salah seorang nelayan di Desa Air Senang, Dodo (48), menyatakan, larangan itu dibuat dengan dugaan yang tidak tepat dan merugikan warga. Pemerintah menyangka cara pemeliharaan ikan kerapu dan napoleon di Anambas tidak mengenal prinsip lestari.
Sumber dan berita selengkapnya:
Kompas, edisi cetak Selasa, 16 Agustus 2016.
Salam,
Divisi Informasi
Divisi Informasi