Oleh: Dr. Zaroni, CISCP. | Senior Consultant at Supply Chain Indonesia
Menilai kinerja perusahaan menjadi tugas penting bagi para pemimpin organisasi perusahaan. Penilaian kinerja secara periodik memungkinkan pemimpin organisasi perusahaan mengetahui posisi perusahaan saat ini dibandingkan dengan target atau sasaran yang telah ditetapkan misalnya, atau dibandingkan dengan pesaing dan rata-rata industri.
Dengan mengetahui pencapaian sasaran dan posisi perusahaan, maka pemimpin organisasi perusahaan dapat melakukan improvement untuk mencapai level yang diinginkan.
Dalam persepektif balanced scorecard, perusahaan mengukur kinerja financial dan non financial. Setiap perusahaan memiliki indikator ukuran kinerja yang mungkin berbeda-beda. Perusahaan mengembangkan berbagai ukuran kinerja sesuai dengan strategi perusahaan masing-masing.
Contoh indikator kinerja untuk perusahaan hotel dengan menggunakan perspektif balanced scorecared, perusahaan mengembangkan berbagai indikator kinerja sebagai berikut:
- Perspektif finansial: harga saham, net income, return on sales, return on investment, residual income, dan economic value-added.
- Perspektif pelanggan: market share di berbagai lokasi/wilayah, customer satisfaction, brand image, dan average number of repeat visits.
- Perspektif proses-bisnis-internal: customer–service time, waktu yang diperlukan untuk reservasi, check in, restaurant services, tingkat kebersihan hotel dan ruangan, kualitas restauran, waktu yang diperlukan untuk membersihkan ruangan, pengurangan limbah dan penurunan konsumsi energi dan air, jumlah layanan baru untuk pelanggan (wireless Internet, video games, dan lain-lain).
- Perspektif pertumbuhan dan pembelajaran: tingkat pendidikan dan ketrampilan pekerja, tingkat turnover pekerja, jumlah pelatihan, pencapaian standar ISO, dan lain-lain.
Dalam kerangka kerja balanced scorecard, kinerja financial merupakan hasil dari proses pencapaian kinerja non financial. Balanced scorecard memberikan panduan strategy map, peta perjalanan dan peta strategi yang akan dieksekusi oleh pemimpin organisasi perusahaan sesuai dengan misi dan visi organisasi.
Kerangka kerja balanced scorecared memungkinkan pemimpin organisasi perusahaan memperoleh gambaran rasional faktor-faktor kunci dalam mencapai kinerja keuangan perusahaan.
Kinerja keuangan sangat ditentukan oleh bagaimana para pemimpin organisasi perusahaan mengelola organisasi dan kompetensi modal manusianya. Pengelolaan organisasi dan kompetensi modal manusia yang baik memungkinkan perusahaan dapat memberikan kualitas pelayanan yang prima, sehingga pelanggan puas dan loyal. Pelanggan yang puas dan loyal merupakan kunci sukses untuk meningkatkan profitabilitas perusahaan dalam jangka panjang.
Perspektif Analisis
Pengukuran kinerja perusahaan, selain dilihat dari perspektif kinerja financial dan non financial, juga dapat dilihat dari perspektif kepentingan atau tujuan analisisnya. Dalam hal ini, kita dapat membedakan perspektif eksternal dan internal.
Pengukuran kinerja dari perspektif eksternal, terutama dilakukan oleh investor ekuitas dan kreditor. Dari perspektif ini, tujuan analisis kinerja keuangan perusahaan terutama dimaksudkan untuk valuation, yaitu menilai prospek dan risiko perusahaan yang tercermin dari present value harga saham dan nilai perusahaan secara keseluruhan.
Dengan mengetahui present value harga saham, maka para investor dan kreditor dapat mengambil keputusan atas investasi pada perusahaan tersebut. Keputusan ini dapat berupa: hold, buy, atau sell atas kepemilikan saham pada perusahaan tersebut.
Dalam melakukan valuation mensyaratkan data prospek cash-inflow perusahaan dalam beberapa tahun kedepan, misalnya 5 s.d 7 tahun kedepan. Analis perlu melakukan konstruksi dan analisis prospektif untuk menghasilkan proyeksi laporan posisi keuangan, laporan laba rugi komprehensif, dan laporan arus kas.
Dari informasi proyeksi laporan keuangan ini dapat diperloleh informasi estimasi net profit dan book values of equity untuk menghitung residual income yang diperlukan dalam mengestimasi current stock price.
Sementara itu, dari perspektif internal analisis kinerja perusahaan dimaksudkan untuk mengevaluasi kinerja unit bisnis atau divisi dalam suatu organisasi perusahaan.
Evaluasi kinerja unit bisnis dilakukan untuk memperoleh gambaran kontribusi setiap unit bisnis terhadap profitabilitas dan value creation perusahaan secara keseluruhan.
Pengukuran kinerja unit bisnis sangat diperlukan dalam konteks sistem pengendalian manajemen, terutama pada organisasi yang menerapkan desentralisasi pusat-pusat responsibility (responsibility centers). Dalam desain sistem pengendalian manajemen, perusahaan menetapkan responsibility center berupa: revenue center, cost center, profit center, dan investment center.
Pada unit organisasi atau divisi yang diposisikan sebagai revenue center, manajer divisi revenue center memiliki tanggung jawab dan kewenangan dalam pencapaian target pendapatan sesuai yang telah ditetapkan oleh kantor pusat. Oleh karena itu, pengukuran kinerja divisi revenue center ditetapkan dengan KPI: pencapaian target pendapatan, market share, akuisisi pelanggan, dan sebagainya, yang terkait dengan kinerja pencapaian pendapatan.
Divisi cost center memiliki tanggung jawab dan kewenangan dalam penggunaan biaya untuk menjalankan suatu fungsi organisasi support, seperti divisi akuntansi, ICT, human capital services, purchasing, dan lain-lain. Pada divisi costcenter, penetapan KPI misalnya: cost effective, efisiensi biaya, target cost reduction, dan sebagainya.
Divisi profit center peran dalam pencapaian profit, oleh karena itu manajer divisi ini memiliki tanggung jawab dan kewenangan dalam pengelolaan kinerja pendapatan dan biaya. Pengukuran kinerja divisi profit center misalnya, returnon sales dan profit margin.
Manajer divisi profit center tidak memiliki kewenangan dalam menetapkan berapa dan dari mana sumber modal atau aset yang digunakan untuk menghasilkan profit.
Berbeda dengan divisi profit center, divisi investment center memiliki tanggung jawab dan kewenangan dalam menetapkan sumber modal dan dari mana modal tersebut diperoleh. Oleh karena itu, KPI divisi investment center dapat dikembangkan pada pengukuran kinerja keuangan seperti return on assets, return on investment, residual income, dan economic value added.
Menerapkan pengukuran kinerja perusahaan
Dalam menerapkan pengukuran kinerja perusahaan, beberapa hal penting yang perlu dipahami oleh para pemimpin organisasi perusahaan adalah:
- Pengukuran kinerja perusahaan perlu dikembangkan dari perspektif yang lebih luas, baik perspekfit financial dan non financial. Penggunaan model balanced scorecard dapat membantu untuk mengidentifikasi rasional strategy map, antara kinerja finansial dan non finansial.
- Pengukuran kinerja perusahaan perlu dipastikan untuk kepentingan apa analisis kinerja perusahaan dilakukan, dalam hal ini pemimpin perusahaan dapat menganalisis kinerja perusahaan dari perspekfit eksternal dan internal.
- Pengukuran kinerja perusahaan perlu ditetapkan periode analisisnya, sehingga data gathering dapat ditentukan dengan tepat. Sumber data misalnya laporan tahunan, laporan manajamen, laporan divisi, dan sumber data eksternal.
- Pemimpin organisasi perusahaan menetapkan target KPI dari setiap perspektif financial dan non financial sesuai strategi perusahaan. Alignment setiap target KPI divisi dengan divisi lain, target divisi dengan target korporat menjadi isu penting.
Download artikel ini:
Menilai Kinerja Perusahaan (412.9 KiB, 3,111 hits)