Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan kabar yang menggembirakan. Aktivitas konsumsi dan produksi masyarakat telah meningkat dan akan menjadi bekal untuk masuk ke tahun 2022 yang lebih kuat dari sisi pemulihan ekonomi.
“Consumer Confidence Index kita sudah mulai pulih bahkan mendekati sebelum terjadinya Covid. PMI (Purchasing Managers Index) kita juga mengalami kenaikan dengan adanya kemampuan mengelola delta varian,” kata Menteri Keuangan di Istana Negara, Senin 29 November 2021.
Menkeu juga menyebut indikator pertumbuhan yang baik juga datang dari ekspor, impor, dan konsumsi listrik. Ia lantas menjelaskan bahwa APBN tahun 2022 disusun dengan asumsi pertumbuhan ekonomi 5,2 persen, inflasi 3 persen, nilai tukar Rp14.350 per dolar Amerika, suku bunga surat berharga negara 10 tahun di 6,8 persen, harga minyak 63 dollar per barrel, lifting minyak 703.000 barrel per hari, dan lifting gas 1.000.036 barrel per hari.
Untuk sasaran-sasaran yang akan dicapai tahun 2022 yaitu tingkat pengangguran tahun depan diharapkan akan menurun pada level 5,5 hingga 6,3 persen.
Tingkat kemiskinan diharapkan akan bisa turun di bawah 9 persen lagi, yaitu antara 8,5 hingga 9 persen. Gini ratio akan membaik di 0,376 hingga 0,378. Indeks pembangunan manusia akan terus meningkat di 73,41 hingga 73,46. Nilai tukar petani akan dijaga di atas 100 yaitu 103 hingga 105, dan nilai tukar nelayan di 104 tinggal 106.
Sumber dan berita selengkapnya:
https://www.ngopibareng.id/read/menkeu-indikator-ekspor-impor-indonesia-semakin-menguat
Salam,
Divisi Informasi