Oleh: Dr. Zaroni, CISCP., CFMP., CMILT.
Head of Consulting Division
Supply Chain Indonesia
Saat ini lintas perdagangan semakin mendunia. Penjualan produk tidak hanya untuk pasar domestik. Banyak perusahaan telah mengembangkan penetrasi pasar ke luar negeri.
Sejatinya, ada beberapa strategi untuk mengembangkan pasar ke luar negeri (Green dan Keegan, 2020). Pertama, ekspor. Pengembangan pasar ke luar negeri dilakukan dengan cara menjual produk ke pasar luar negeri. Produksi barang dilakukan di domestik, sementara pengiriman barang ke luar negeri untuk memenuhi order penjualan pembeli atau konsumen di luar negeri. Strategi pengembangan pasar ke luar negeri melalui ekspor ini memerlukan investasi yang rendah dan keterlibatan perusahaan untuk mengelola usaha di luar negeri juga rendah.
Kedua, lisensi. Dalam strategi lisensi, perusahaan memberikan izin pengoperasian usaha kepada mitra di luar negeri untuk melakukan penjualan produk di luar negeri. Umumnya, strategi lisensi ini dijalankan melalui waralaba (franchise). Keberhasilan ekspansi pasar ke luar negeri melalui waralaba ini mensyaratkan standardisasi produk dan layanan dengan standar internasional. Dibandingkan dengan strategi ekspor, ekspansi pasar ke luar negeri melalui waralaba memerlukan keterlibatan yang lebih tinggi dan investasi yang lebih besar. Investasi waralaba dalam bentuk promosi dan pengembangan jaringan waralaba.
Strategi ekspansi ke luar negeri selain ekspor dan lisensi adalah strategi kontrak manufaktur (manufacturing contract). Perusahaan membangun kerjasama dengan mitra lokal di luar negeri untuk kegiatan manufaktur. Perusahaan Toyota, Honda, dan Hyundai merupakan contoh perusahaan-perusahaan yang menerapkan strategi kontrak manufaktur untuk memproduksi mobil Toyota di beberapa negara. Investasi untuk kontrak manufaktur lebih besar dan melibatkan manajemen lebih intensif dibandingkan dengan ekspor dan lisensi.
Strategi berikutnya adalah joint venture. Perusahaan melakukan kerjasama investasi modal ke perusahaan di luar negeri dalam bentuk penyertaan saham untuk membangun usaha di luar negeri. Contoh Unilever menyertakan modal untuk joint venture pendirian perusahaan di beberapa negara untuk usaha produksi dan distribusi produk-produk Unilever.
Terakhir, strategi pengembangan pasar ke luar negeri melalui akuisisi perusahaan di luar negeri. Baik joint venture maupun akuisisi perusahaan di luar negeri memerlukan banyak keterlibatan manajemen dan investasi yang cukup besar.
Bisnis ekspor
Ukuran pasar ekspor sangat besar. Pada tahun 2020 nilai bisnis ekspor di dunia mencapai USD21,1 triliun (UN Statistics Division, 2022). Negara-negara yang memberikan kontribusi ekspor 10 terbesar yaitu Tiongkok, Amerika Serikat, Jerman, Jepang, Inggris, Perancis, Belanda, Hongkong (Tiongkok), Republik Korea Selatan, Singapura, Italia, Irlandia, India, Kanada, dan Swis.
Di pasar ekspor negara-negara Asia Tenggara, Indonesia menempati peringkat kelima setelah Thailand, Malaysia, Vietnam, dan Singapura. Nilai ekspor Indonesia pada tahun 2020 sebesar USD157,7 miliar. Sementara Singapura USD363,3 miliar sebagai negara pengekspor terbesar untuk negara-negara di Asia Tenggara, disusul Vietnam USD280,1 miliar, Malaysia USD228,1 miliar, dan Thailand USD226,8 miliar. Berikutnya, peringkat setelah Indonesia adalah Filipina, Myanmar, Kamboja, Brunei, Laos, dan Timor Leste.
Saat ini Indonesia masih mengekspor komoditas yang umumnya berupa bahan baku. Komoditas yang paling banyak diekspor oleh Indonesia adalah karet, kopi, sawit, kakao, dan kelapa. Untuk meningkatkan nilai ekspor dari komoditas bahan baku tersebut perlu beberapa strategi peningkatan nilai tambah komoditas ekspor melalui hilirisasi industri, diversifikasi produk-produk ekspor, dan kebijakan pembatasan ekspor bahan mentah. Khusus untuk pembatasan ekspor bahan mentah, telah diterapkan regulasi pembatasan ekspor CPO, batu bara, dan kayu.
Potensi pasar ekspor dari produk-produk Indonesia masih terbuka luas. Produk-produk seperti kerajinan produk perikanan, obat-obatan herbal, produk kulit, makanan kemaşan, perhiasan, minyak nabati, rempah-rempah, alat tulis non kertas, dan peralatan kesehatan, permintaan ekspornya sangat tinggi.
Perspektif supply chain
Dalam perspektif supply chain, kegiatan ekspor mencakup kegiatan pembelian (buy), pengiriman (ship), dan pembayaran (pay).
Kegiatan ekspor melibatkan banyak pihak. Pengusaha yang ingin mengembangkan pasar ekspor perlu memahami pelaku yang terlibat dalam bisnis ekspor. Mereka adalah foreign purchasing agents, export broker, export management company (EMC), export distributor, export commission representative, dan freight forwarder (Green & Keegan, 2020).
Logistik berperan penting dalam bisnis ekspor. Tidak hanya pengiriman barang ke pasar luar negeri, dalam logistik ekspor dokumen dan pelaporan merupakan hal yang sangat penting. Logistik mempunyai misi dalam perencanaan dan pelaksanaan transportasi dan penyimpanan barang-barang untuk ekspor dari lokasi produksi (manufacturer) sampai ke lokasi konsumsi (buyer atau consumer) secara efisien dan tapat waktu untuk memenuhi kebutuhan buyer/consumer.
Logistik untuk ekspor, mewakili seluruh saluran rantai pasokan yang mencakup penanganan pesanan, transportasi, manajemen dan penanganan inventory, penyimpanan, pengemasan, dan pengurusan customs clearance barang ekspor. Manajemen logistik ekspor yang efisien dapat memberikan keunggulan kompetitif bagi perusahaan melalui penanganan pesanan yang lebih baik dan siklus produk yang lebih cepat.
Peran logistik dalam bisnis ekspor mencakup fungsi sebagai berikut:
- Memantau biaya pengiriman dan menjaga hubungan dengan perusahaan pelayaran untuk memastikan harga yang kompetitif.
- Berkoordinasi dengan broker pabean untuk memastikan bahwa semua dokumen diselesaikan dengan benar dan tepat waktu.
- Meninjau kontrak dengan vendor untuk memastikan bahwa semua persyaratan telah dipenuhi sebelum penandatanganan.
- Berkomunikasi dengan perusahaan asuransi untuk mengevaluasi kebutuhan pertanggungan.
- Memelihara catatan pengiriman, termasuk dokumentasi seperti bill of lading dan dokumentasi bea cukai.
- Berkoordinasi dengan vendor untuk memastikan bahwa produk ekspor tersedia tepat waktu dalam jumlah yang dibutuhkan.
- Berkoordinasi dengan perusahaan logistik pihak ketiga (3rd party logistics) untuk mengatur layanan pergudangan dan pemenuhan pesanan ekspor.
- Berkoordinasi dengan departemen lain dalam perusahaan untuk memastikan bahwa produk ekspor diterima dalam kondisi yang tepat untuk dikirim atau digunakan oleh pelanggan.
- Menindaklanjuti dengan buyer untuk memastikan bahwa pesanan ekspor dikirimkan tepat waktu dan sesuai spesifikasi.
Pengelolaan logistik untuk ekspor tidaklah mudah. Umumnya dalam bisnis ekspor, perusahaan menghadapi beberapa permasalahan dalam logistik ekspor sebagai berikut:
- Pengaturan transportasi, yang mencakup pemilihan moda transportasi, rute, keberangkaatan, dan estimasi kedatangan.
- Penentuan tarif transportasi.
- Penanganan dokumentasi logistik ekspor.
- Mendapatkan informasi keuangan.
- Mendapatkan asuransi.
- Pengemasan barang-barang yang diekspor.
- Prosedur legal.
- Hambatan-hambatan birokrasi pemerintah dalam pelayanan ekspor (government red tape).
- Pengurusan kepabeanan (customs & duty).
- Kontrak perusahaan dengan buyer, agen, atau distributor untuk penjualan produk ekspor.
14 Agustus 2022
Referensi:
- Green, Keegan, 2020. Global Marketing, 10th edition, Pearson.
- https://www.dripcapital.com/resources/blog/export-logistics-process
- Webinar Nasional 2022 Dies Natalis Teknik Logistik Institut Teknologi Telkom Purwokerto (ITTP) “Peran Ahli Logistik dalam Mendukung Keberhasilan Bisnis Ekspor”, Purwokerto, 13 Agustus 2022, yang dimoderatori oleh Miftahol Arifin, S.T, M.T, Dosen Teknik Logistik ITTP.
*Isi artikel merupakan pemikiran penulis dan tidak selalu mencerminkan pemikiran atau pandangan resmi Supply Chain Indonesia.
Download artikel ini:
SCI - Artikel Menyiapkan Tenaga Ahli Logistik untuk Pengembangan Pasar Ekspor (Bagian 1 dari 2 Tulisan) (751.4 KiB, 97 hits)