Oleh: Setijadi, S.T., M.T., IPM.
Chairman | Supply Chain Indonesia
Berbagai negara serta lembaga nasional dan internasional merilis potensi resesi global tahun 2023 berdasarkan sejumlah indikator, seperti pelambatan pertumbuhan ekonomi pada negara-negara maju, seperti Eropa, Tiongkok, dan Amerika Serikat.
International Monetary Fund (IMF) telah menurunkan prediksi pertumbuhan ekonomi global menjadi hanya 2,9% pada 2023. IMF memperkirakan resesi dapat mengakibatkan ekonomi global mengalami kerugian hingga US$ 4 triliun pada 2026.
Pelambatan pertumbuhan ekonomi negara-negara maju dapat berakibat pengurangan permintaan ekspor dari negara-negara berkembang seperti Indonesia.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor Indonesia pada September 2022 sebesar US$24,80 miliar atau turun 10,99% dibanding Agustus 2022. Penurunan ekspor secara bulanan ini tak lepas dari penurunan harga dan penurunan permintaan komoditas utama ekspor Indonesia dari negara mitra dagang. Sementara, nilai impor Indonesia pada September 2022 sebesar US$19,81 miliar atau turun 10,58% dibanding Agustus 2022.
Pada September 2022 itu nilai ekspor non-migas Indonesia ke Tiongkok sebesar USD 6,16 miliar atau 26,23% dari total ekspor non-migas, sementara impor dari Tiongkok sebesar USD 5,69 miliar atau 34,74% dari total impor non-migas Indonesia.
Ketergantungan ekspor-impor itu terhadap Tiongkok, misalnya, harus diwaspadai karena perubahan pertumbuhan ekonomi di negara itu beberapa waktu terakhir. Pada Kuartal II 2022 ekonomi Tiongkok tumbuh 0,4% (yoy) atau terkontraksi 4,4% dibanding kuartal sebelumnya.
Selain terhadap Tiongkok sebagai negara mitra dagang terbesar Indonesia, ketergantungan ekspor dan impor dengan sejumlah negara harus dipertimbangkan sebagai antisipasi atas potensi resesi global.
Antisipasi juga harus dilakukan mengingat impor terbesar Indonesia adalah bahan baku/penolong. Dari nilai impor pada September 2022 sebesar USD 19,81 miliar, 75,21% berupa bahan baku/penolong, 16,76% barang modal, dan 8,03% barang konsumsi.
Potensi Logistik Domestik
Salah satu upaya yang perlu dilakukan dalam menghadapi ancaman resesi tahun 2023 itu adalah orientasi dan penguatan logistik domestik berdasarkan kekuatan potensi permintaan dan pasokan dalam negeri. Diperlukan penguatan dan peningkatan efisiensi logistik dan rantai pasok terutama untuk mengurangi ketergantungan terhadap rantai pasok global.
Potensi permintaan tercermin dari jumlah penduduk Indonesia sebanyak 273,87 juta jiwa dan tingkat pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi. Di lain sisi, terdapat potensi pasokan berupa komoditas yang beragam di berbagai wilayah Indonesia.
Potensi pasokan dan permintaan itu dapat dilihat dari nilai Produk Domestik Bruto (PDB) sektoral atau lapangan usaha. PDB pertanian, kehutanan, dan perikanan, misalnya, pada tahun 2019, 2020, dan 2021, berturut-turut sebesar Rp 2.013,63 triliun, Rp 2.115,09 triliun, dan Rp 2.253,84 trilun. Sementara, industri pengolahan pada tahun-tahun tersebut berturut-turut sebesar Rp 3.119,62 triliun, Rp 3.068,04 triliun, dan Rp 3.266,90 trilun.
Kekuatan domestik itu juga bisa dilihat dari ekonomi Indonesia yang terus tumbuh. Setelah mengalami kontraksi sebesar 2,07% pada tahun 2020, PDB Indonesia tumbuh sebesar 3,69% pada tahun 2021. Bahkan, PDB Indonesia tumbuh sebesar 5,01% dan 5,44% berturut-turut pada triwulan I dan II tahun 2022.
Dalam jangka panjang, perlu dikembangkan rantai pasok beberapa produk dan komoditas dari hulu ke hilir (end-to-end) untuk mengurangi ketergantungan impor. Untuk industri farmasi, misalnya, sekitar 95% bahan baku berasal dari impor. Peningkatan efisiensi logistik dan rantai pasok akan berdampak terhadap penurunan harga produk dan komoditas yang sangat penting pada situasi resesi. Dalam perspektif global, peningkatan daya saing produk dan komoditas berpotensi meningkatkan volume ekspor.
Bandung, 1 November 2022
Setijadi
Chairman
Supply Chain Indonesia
E-mail : setijadi@SupplyChainIndonesia.com
Download Catatan ini:
Catatan SCI - Orientasi dan Penguatan Logistik Domestik dalam Menghadapi Ancaman Resesi 2023 (508.8 KiB, 86 hits)