JAKARTA- Pengusaha truk menyatakan terpaksa menomboki biaya operasional angkutan sekitar 30%-40% per bulan guna mempertahankan kelangsungan hidup usaha itu.
Kyatmaja Lookman, Direktur Utama Lookman Djaja, menyatakan langkah itu dilakukan seiring dengan penurunan volume barang ritel yang diangkut menggunakan jalur darat.
Pada awal tahun ini, dia menilai penurunan omzet angkutan barang dan penaikan biaya operasional sangat mencekik usahanya.
Menurutnya, dari jumlah biaya yang harus ditanggung perusahaan yakni mencapai 80%-90% hanya tercapai 60%. Artinya, pihaknya harus menombok hingga 30% untuk tetap menjaga kelangsungan hidup perusahaannya.
“Konsumen kita juga pada nurunin volume, ya mau nggak mau volume kita pun ikut turun karena keadaan ekonomi yang sangat lesu ini dan lamban. Belum lagi fluktuasi bahan bakar minyak serta dolar AS yang terus menguat,” katanya Rabu (6/5).
Sumber dan berita selengkapnya:
Bisnis Indonesia, edisi cetak 7 Mei 2015