×
Supply Chain Indonesia Video Channel
QUESTIONS? CALL: +62 22 720 5375 +62 821 1515 9393

Supply Chain Indonesia

Supply Chain Indonesia

Lembaga Pendidikan, Pelatihan, Konsultasi, Penelitian, Pengkajian & Pengembangan Logistik

+62227205375
Email: sekretariat@SupplyChainIndonesia.com

SUPPLY CHAIN INDONESIA
Komplek Taman Melati B1/22 Pasir Impun Bandung 40194 Indonesia

Open in Google Maps
  • BERANDA
  • PROFIL
  • AGENDA
    • Agenda 2023
    • Training
      • Basic Logistics
      • Supply Chain Management
      • SCM Maritime Sector
      • Warehouse Management
      • Transportation Management
      • Cold Chain Logistics
      • Inventory Management
      • Procurement Management
      • Demand Forecast & Sales and Operations Planning
    • E-Training
      • Basic Logistics
      • Supply Chain Management
      • SCM Maritime Sector
      • Warehouse Management
      • Transportation Management
      • Cold Chain Logistics
      • Inventory Management
      • Procurement Management
      • Demand Forecast & Sales and Operations Planning
  • OPINI
  • UNDUH
    • Paparan SCI
    • Infografis
    • Data Logistik
    • Kementerian dan Lembaga
    • Asosiasi dan Lembaga Non-Pemerintah
    • Seminar dan Konferensi
    • Forum Diskusi
    • Materi Pembelajaran
      • ERP
      • Manajemen Logistik
      • Sistem Transportasi dan Distribusi
      • Supply Chain Management
      • Manajemen Persediaan
    • Peraturan Perundangan
      • Undang-Undang
      • Peraturan Presiden
      • Peraturan Gubernur
      • Peraturan Pemerintah
      • Kementerian Pekerjaan Umum
      • Kementerian Perdagangan
      • Kementerian Perhubungan
      • Kementerian Pertanian
      • Kementerian Keuangan
      • Badan Nasional Penanggulangan Bencana
      • Kementerian Perindustrian
      • Kementerian Kesehatan
  • HUBUNGI KAMI
COMPANYPROFILE
Supply Chain Indonesia
Wednesday, 20 March 2019 / Published in Uncategorized

Pengelolaan Inventory: Perspektif Keuangan (Bagian 1 dari 2 tulisan)

Oleh: Dr. Zaroni, CISCP., CFMP.
Head of Consulting Division | Supply Chain Indonesia

Adanya inventory di perusahaan ritel seperti Matahari, Superindo, Farmer Market, Apple Store, Toko Sepeda Rodalink, dan lain-lain mampu menghasilkan penjualan dan laba.

Pengelolaan inventory merupakan fungsi penting dalam perusahaan. Inventory yang berlebih dapat menyebabkan isu likuiditas, sementara inventory yang kurang, berakibat pada proses produksi dan pemenuhan order pelanggan. Para manajer perlu memahami dengan baik pengelolaan inventory secara efektif dan pengaruhnya terhadap kinerja keuangan dan operasional perusahaan.

Pengelolaan inventory dapat ditinjau dari perspektif keuangan dan operasional. Perspektif keuangan dalam pengelolaan inventory mencakup aspek akuntansi dan manajemen keuangan. Sementara perspektif operasional, pengelolaan inventory mencakup penentuan tingkat inventory yang paling optimal dalam arti cost paling minimal dan service level yang maksimal.

Keputusan operasional dalam pengelolaan inventory untuk menjawab pertanyaan fundamental, seperti berapa banyak inventory yang harus dibeli dan kapan sebaiknya order inventory. Sasaran operasional pengelolaan inventory adalah meminimalkan cost dan meningkatkan pemenuhan order.

Di perusahaan, ada berbagai jenis inventory, mulai dari bahan baku (raw material), komponen (spare-part), barang dalam proses (work-in process), sampai barang jadi (finished goods).

Mengapa perlu inventory? Inventory diperlukan untuk (Leon, 2016):

  1. memenuhi permintaan;
  2. memenuhi backlog;
  3. mengantisipasi variabilitas lead-time;
  4. menyiapkan buffer agar operasional produksi tetap berjalan bila terjadi disrupsi;
  5. mengatasi kelangkaan barang;
  6. mengantisipasi kenaikan harga barang.

Bagi perusahaan ritel hanya ada satu jenis inventory, yaitu persediaan barang dagangan (merchandise inventory). Sementara perusahaan manufaktur memiliki tiga jenis inventory, yaitu persediaan bahan baku, persediaan barang dalam proses, dan persediaan produk jadi.

Penting untuk menentukan status kepemilikan inventory sebelum melakukan penilaian inventory. Terutama pada saat posisi inventory masih dalam proses pengiriman. Harus jelas status kepemilikannya, seperti milik penjual (seller) atau pembeli (buyer).

Perdagangan mengatur status kepemilikan barang selama masih dalam proses pengiriman. Setidaknya, ada dua kesepakatan antara pembeli dan penjual yang dikenal dengan free on board (FOB) shipping point dan FOB destination.

FOB shipping point, kepemilikan barang beralih dari penjual ke pembeli manakala barang telah diterima perusahaan pengangkutan. Sementara FOB destination, kepemilikan barang baru pindah  ke pembeli bila barang telah diterima di lokasi pembeli.

Dalam praktik bisnis, lazim kita temui sistem penjualan barang konsinyasi. Untuk barang-barang konsinyasi, status kepemilikan barang tetap ada di penjual.

Metode penilaian inventory
Peneliaan inventory untuk menentukan persediaan akhir, beban pokok produksi, dan beban pokok penjualan. Perusahaan mencatat inventory dengan menggunakan pendekatan perpetual atau periodik. Dengan pendekatan perpetual, perusahaan mencatat nilai inventory atas setiap transaksi yang mengakibatkan perubahan nilai inventory. Transaksi ini adalah pembelian, penjualan atau pemakaian inventory.

Tidak seperti pendekatan perpetual, pendekatan periodik hanya mencatat nilai inventory setiap akhir periodik, yaitu pada saat pelaporan keuangan. Bisa bulanan, triwulan, semesteran, atau tahunan. Dengan pendekatan periodik, perusahaan melakukan stock opname atas inventory. Umumnya, kegiatan yang dilakukan pada saat stock opname adalah menghitung, menimbang, atau mengukur setiap jenis inventory, sesuai dengan karakteristik inventory.

Dalam penentuan inventory costing, seperti nilai inventory akhir dan beban pokok penjualan, perusahaan perlu mencatat secara spesifik cost untuk setiap jenis inventory.  Metode pencatatan inventory untuk setiap jenis inventory ini dikenal dengan specific identification method.

Dalam praktiknya, beberapa perusahaan mengalami kesulitan untuk menerapkan metode ini. Sebabnya, perusahaan harus mencatat setiap saat atas perubahan unit dan cost dari setiap transaksi pembelian, produksi, penjualan, retur pembelian, dan retur penjualan. Meskipun di era digitalisasi, penerapan specific identification method ini sebenarnya sangatlah mudah untuk mencatat setiap perubahan inventory.  Teknologi barcoding, radio frequency identification (RFID), dan electronic product codes, sangat membantu dalam proses pencatatan inventory.

Metode specific identification tepat untuk produk-produk yang bernilai tinggi, seperti produk karya seni, piano, mobil mewah, dan sejenisnya.

Selain metode identifikasi khusus, perusahaan dapat menggunakan cost flow assumption untuk menentukan inventory costing.

Dalam akuntansi, kita mengenal beberapa cost flow assumption untuk inventory costing:

  1. First-In First-Out (FIFO);
  2. Metode rata-rata (average cost method);
  3. Last-In Last-Out (LIFO).

Inventory costing untuk menentukan beban pokok penjualan yang dihitung sebagai berikut:

First-In First-Out (FIFO)
Metode FIFO mengasumsikan bahwa barang yang dijual adalah barang yang pertama kali dibeli. Penggunaan metode FIFO dalam cost flow sejalan dengan aliran fisik barang. Umumnya, perusahaan menjual terlebih dahulu barang-barang yang lama atau barang-barang yang pertama kali masuk. Produk-produk yang memiliki kadaluwarsa seperti produk makanan, minuman, obat-obatan, dan lain-lain umumnya menggunakan FIFO.

Dengan menggunakan FIFO, produk-produk yang dibeli pertama kali, harganya diakui sebagai harga untuk menghitung beban pokok penjualan. Penting untuk diperhatikan bahwa penggunaan asumsi cost flow dalam penghitungan beban pokok penjualan hanyalah asumsi cost, bukan secara fisik unit barang yang dijual mengikuti FIFO. Bisa jadi unit barang yang dijual berbeda dengan asumsi FIFO.

*Isi artikel merupakan pemikiran penulis dan tidak selalu mencerminkan pemikiran atau pandangan resmi Supply Chain Indonesia.

Download artikel ini:

  SCI - Artikel Pengelolaan Inventory: Perspektif Keuangan (Bagian 1 dari 2 tulisan) (833.7 KiB, 838 hits)

Komentar

comments

Tagged under: Artikel Persediaan, Perspektif

What you can read next

Kadin Minta Pemerintah Tak Persulit Impor di Tengah Pemulihan Ekonomi
Garuda (GIAA) Terbangi 11 Rute Internasional, Kargo Jadi Fokus
Ekspor Impor Mei 2021 Turun, Kinerja Diyakini Bakal Membaik
Dirjen Bea dan Cukai Dorong BUMDes Hingga Pengusaha Bangun Pusat Logistik Berikat di Perbatasan
GINSI Dorong Pelindo I Pangkas Dwelling Time
Tol Trans Jateng Kunci Kemudahan Mobilitas Manusia dan Barang

Recent Posts

  • Kadin Indonesia-Visa Kolaborasi Perkuat Literasi Keuangan UMKM

    REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kamar Dagang d...
  • Tambah Satu PLB Baru, Bea Cukai Dorong Percepatan Arus Logistik di Jawa Timur

    VIVA – Dalam upaya memberikan kemudahan arus lo...
  • Pemerintah Daerah Diminta Dukung Kelancaran Kendaraan Logistik Angkutan Barang

    kaltengtoday.com, Sampit – Ketua Komisi IV DPRD...
  • Bakal Ada Jalur Kapal Langsung dari Pelabuhan Belawan ke India

    Jakarta – PT Pelabuhan Indonesia Persero ...
  • Pemerintah Berlakukan Kebijakan Larangan Truk Muatan Berlebih, Ketua ALFI Sulselbar: Akan Pengaruhi Harga Barang

    HERALDSULSEL.ID, MAKASSAR — Kebijakan larangan ...
  • GET SOCIAL

Copyright © 2017, SUPPLY CHAIN INDONESIA | Komplek Taman Melati B1/22 Pasir Impun Bandung 40194 Indonesia

TOP
WhatsApp chat