Oleh: Syani Fitri Wiji Lestari, S.E. | Junior Consultant at Supply Chain Indonesia
Potensi Produksi Perikanan Indonesia
Berdasarkan Statistik Perikanan Tangkap di Laut Menurut Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPP-NRI) 2005-2014, produksi perikanan tangkap di laut pada periode 2005-2014 berkisar antara 4.408.499 ton pada tahun 2005 dan 6.037.654 ton. Produksi perikanan tangkap di laut diklasifikasikan menurut kelompok jenis ikan, yaitu: ikan pelagis besar, pelagis kecil, demersal, ikan karang, udang, udang barong/udang karang/lobster, kepiting dan rajungan, cumi-cumi, binatang kulit keras lainnya, kekerangan, binatang lunak lainnya, teripang, binatang air lainnya, dan rumput laut.
Produksi perikanan tangkap pada periode tahun 2005-2014 ditunjukkan pada grafik di bawah ini. Pada periode tersebut terjadi kecenderungan peningkatan produksi perikanan tangkap rata-rata sebesar 3,58% per tahun.
Grafik Produksi Perikanan Tangkap di Laut Tahun 2005-2014
(Sumber Data: www.bps.go.id)
Distribusi wilayah produksi perikanan tangkap di laut dapat dilihat berdasarkan pembagian Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) yang terbagi atas 11 WPP. produksi perikanan tangkap di laut menurut WPP tahun 2014 dapat dilihat pada gambar di halaman berikut ini.
Gambar Produksi Perikanan Tangkap di Laut Menurut WPP Tahun 2014
(Sumber Data: Statistik Perikanan Tangkap di Laut Menurut Wilayah Pengelolaan Perikanan
Negara Republik Indonesia (WPP-NRI) 2005-2014)
Kebutuhan Logistik Perikanan
Logistik berkaitan dengan pergerakan barang, jasa, dan informasi terkait yang meliputi pemrosesan pesanan, transportasi, pengelolaan persediaan, pergudangan, distribusi, dan sistem informasi. Manajemen logistik bertujuan untuk menyampaikan barang secara tepat waktu barang/produk, tepat tempat, tepat waktu, tepat kuantitas, tepat kualitas, tepat kondisi, dan dengan biaya yang tepat.
Logistik merupakan salah satu faktor penentu dalam pengelolaan produk perikanan, terutama karena ikan merupakan komoditas barang yang cepat rusak (perishable). Tingkat kesegaran ikan sangat bergantung pada kecepatan dan ketepatan penanganan penanganan logistiknya. Tingkat kesegaran ikan sangat mempengaruhi harga jualnya.
Dalam Sistem Logistik Ikan Nasional (Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 5 Tahun 2014), tercantum empat komponen pengelolaan logistik perikanan, yaitu:
1. Pengadaan, yang mencakup: bahan dan alat produksi yang bersumber dari produsen, berupa antara lain pakan, benih, obat ikan, alat penangkapan ikan, es, dan bahan bakar minyak; pengadaan ikan yang bersumber dari usaha penangkapan ikan dan usaha pembudidayaan ikan; dan/atau pengadaan produk perikanan yang bersumber dari usaha pengolahan ikan.
2. Penyimpanan, yang mencakup: penyimpanan ikan dan produk perikanan, berupa antara lain gudang beku (cold storage), gudang penyimpan dan mesin pembeku; penyimpanan ikan hidup berupa antara lain kolam ikan/tambak; dan/atau penyimpanan bahan dan alat produksi, berupa antara lain gudang penyimpanan.
3. Transportasi, yang mencakup: transportasi ikan dan produk perikanan, berupa kapal pengangkut ikan, pesawat udara, kendaraan angkut ikan yang berpendingin maupun tidak berpendingin; transportasi ikan hidup berupa kapal pengangkut ikan, pesawat udara, kendaraan angkut ikan hidup; dan/atau transportasi bahan dan alat produksi berupa kendaraan angkut.
4. Distribusi, yang mencakup: distribusi ikan dan produk perikanan, berupa antara lain depo pemasaran ikan, pasar ikan, dan outlet pemasaran hasil perikanan; dan/atau distribusi bahan dan alat produksi, berupa antara lain toko dan kios.
Penanganan logistik perikanan dibutuhkan pada semua tahapan dari titik produksi hingga titik konsumsi perikanan (end-to-end). Penanganan logistik diperlukan mulai dari lokasi penangkapan ikan (kapal nelayan), tempat pendaratan ikan (TPI)/pusat pemasaran dan distribusi ikan (PPDI), pusat pengumpulan, pelabuhan muat, pelabuhan tujuan, pusat distribusi, hingga tempat konsumen (unit pengolahan ikan/UPI, pasar ikan, dan horeka). Penanganan logistik juga diperlukan dalam proses transportasi antar lokasi tersebut.
6 Desember 2016.
*Isi artikel merupakan pemikiran penulis dan tidak selalu mencerminkan pemikiran atau pandangan resmi Supply Chain Indonesia.
Download artikel ini:
SCI - Potensi Logistik Perikanan Indonesia (684.6 KiB, 1,680 hits)