Oleh: Ruhara Agus Mulyono
GM JO BKALOG
Keberadaan prasarana transportasi sangat penting dalam menunjang keberhasilan pembangunan suatu daerah. Prasarana tersebut menjadi pendorong bagi berputarnya roda perdagangan dan industri.
Pemerintah membangun jalur kereta api (KA) Trans-Sulawesi karena infrastruktur tersebut akan membuka akses wilayah, membawa produksi antardaerah terhubung secara baik menuju pintu keluar barang dan jasa dengan skala angkut yang lebih tinggi, mempercepat lalu lintas barang, meningkatkan aksesibilitas, menekan biaya produksi, membuat skala produksi lebih tinggi, dan mendorong keunggulan komparatif produk sehingga semua itu dapat memicu perkembangan ekonomi regional. Selain itu, kehadiran KA Trans-Sulawesi ini akan membawa banyak dampak positif bagi dunia usaha, salah satunya adalah menekan komponen biaya logistik yang tinggi dalam struktur biaya produksi.
Jalur KA Trans-Sulawesi adalah jaringan jalur KA yang dibangun untuk menjangkau daerah-daerah penting di Pulau Sulawesi. Jaringan jalur KA ini dibangun mulai pada tahun 2015 yang dimulai dari tahap I, yaitu jalur KA dari Makassar hingga Parepare. Proyek perkeretaapian Trans-Sulawesi ditargetkan mencapai panjang 2.000 kilometer (km) dari Makassar ke Manado.
Sasaran dari pengembangan jaringan jalur KA di Pulau Sulawesi adalah untuk menghubungkan wilayah atau perkotaan yang mempunyai potensi angkutan penumpang dan barang atau komoditas berskala besar, berkecepatan tinggi dengan tingkat konsumsi energi yang rendah, dan mendukung perkembangan perkotaan terpadu melalui integrasi perkotaan di wilayah pesisir. Baik industri maupun pariwisata serta agropolitan baik kehutanan, pertanian, maupun perkebunan.
KA Trans-Sulawesi memiliki kelebihan dibandingkan KA di Pulau Jawa. KA Trans-Sulawesi langsung dibangun double track sehingga akan lebih meningkatkan arus lalu lintas kereta. Selain itu, pembangunan jalur kereta Trans-Sulawesi tidak sebidang dengan jalan raya. Pembangunan jalur rel kereta tidak sebidang ini akan meminimalisir kecelakaan kereta akibat adanya persimpangan dengan jalan raya yang dilalui kendaraan bermotor.
Pembangunan jalur KA yang dilakukan oleh pemerintah dimulai pada tahap pengerjaan pertama, yaitu dengan pemerintah menggandeng investor China merencanakan melayani rute dari Kota Makassar, Maros, Pangkep, Barru, Parepare, Sidrap, Luwu, Malili, hingga Soroako. Rute ini berjarak sekitar 700 km.
Tahap kedua dengan jarak sekitar 400 km dimulai dari Parepare, Pinrang, Polman, Majene, Mamuju Utara, hingga Pasangkayu. Tahap ketiga dengan jarak tempuh 1.000 km rencananya lintas provinsi yang dimulai di Mamuju Utara, Sulteng, Gorontalo, hingga Sulawesi Utara.
Wilayah yang dijadikan prioritas tinggi dalam pembanguan jalur KA ini adalah jalur Manado-Bitung dan Makassar-Parepare. Prioritas sedang adalah jalur Gorontalo-Bitung, Palu-Poso, Makassar-Takalar-Bulukumba, dan Kendari-Kolaka. Adapun prioritas rendah adalah Parepare-Mamuju, Bulukumba-Bajoe, dan Parepare-Bajoe.
KA dapat menjadi solusi yang tepat untuk meningkatkan konektivitas infrastruktur antardaerah dan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah. Selain itu, dengan membangun jalur KA Trans-Sulawesi ini sebagai angkutan komoditas (misal kopi dan jagung) dan raw material atau hasil industri semen yang dapat memajukan ekonomi masyarakat sekitar sehingga kemacetan di jalan raya akan berkurang.
Kendala dalam pembangunan jalur KA Trans-Sulawesi adalah terhambatnya proses pembebasan lahan, padahal anggaran untuk pembangunan sudah disiapkan oleh pemerintah pusat dan daerah. Terdapat sekitar 623 bidang dari 1.411 bidang yang harus dibebaskan. Lahan yang akan dibebaskan ini berada di wilayah Maros, Pangkep, dan sebagian wilayah Makassar. Lahan tersebut berupa lahan kosong, persawahan, dan beberapa bangunan.
Masyarakat turut diuntungkan dengan adanya jalur KA ini karena waktu tempuh dari Makassar ke Parepare dan sebaliknya akan lebih cepat. Jika biasanya membutuhkan waktu 4-5 jam, maka dengan KA perjalanan akan lebih cepat menjadi sekitar satu setengah jam. Pembangunan jalur KA Makassar-Parepare telah masuk tahap kedua. Saat ini pembangunan proyek masih berlanjut sampai tahap pembebasan lahan. Jalur KA ini ditargetkan rampung dan mulai dioperasikan pada 2019.
Jalur Trans-Sulawesi ini selain untuk angkutan barang juga dapat dimanfaatkan untuk angkutan penumpang. Sektor ekonomi akan diuntungkan dari pembangunan jalur KA ini. Hal itu dikarenakan dengan adanya jalur KA dari Makassar ke Parepare mampu menekan biaya pengiriman barang di Pulau Sulawesi.
Selain itu, pembangunan juga menegaskan komitmen pemerataan pembangunan dan mengurangi ketimpangan antardaerah yang terdapat dalam Nawacita. Melalui proyek itu, pemerintah serius dalam membangun infrastruktur agar tidak hanya terpusat di Pulau Jawa.
Pemerintah berharap pembangunan jalur KA Trans-Sulawesi ini dapat dimanfaatkan sebaik mungkin oleh masyarakat sekitar dan para pelaku usaha agar alur perjalanan penumpang maupun barang menjadi lebih terukur dan terjamin sampai di tempat tujuan. Selain adanya tantangan bahwa biaya akan lebih murah seperti yang diinginkan pemerintah.
Referensi:
- http://kalogpalembang.blogspot.com/2018/11/ku-xxx2018-pemerintah-bangun-jalur.html diakses pada tanggal 4 Desember 2018 pukul 14.00.
- https://id.wikipedia.org/wiki/Jalur_kereta_api_Trans-Sulawesi diakses pada tanggal 4 Desember 2018 pukul 15.00.
- http://www.presidenri.go.id/program-prioritas-2/lebih-cepat-dengan-kereta-api-trans-sulawesi.html diakses pada tanggal 4 Desember 2018 pukul 15.30.
*Isi artikel merupakan pemikiran penulis dan/atau sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis, serta tidak selalu mencerminkan pemikiran atau pandangan resmi Supply Chain Indonesia.
Download artikel ini:
SCI - Artikel Potensi Pembangunan Jalur Kereta Api Trans-Sulawesi (720.1 KiB, 1,061 hits)
#logistik #logistikindonesia #supplychainindonesia #untuklogistikindonesialebihbaik