JAKARTA, KOMPAS.com – Emiten pertambangan yang bergerak di sektor batu bara, PT RMK Energy Tbk (RMKE) membidik potensi angkutan batu bara melalui kereta api.
Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk memudahkan proses angkutan dan bongkar muat batu bara yang selama ini dinilai kurang efektif, karena menggunakan truk. Sebelumnya, perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2021 ini telah membangun stasiun bongkar muat di Gunung Megang, Muara Enim, Sematera Selatan.
Vincent Saputra Finance Director RMKE mengatakan, mengangkut batu bara dengan kereta jauh lebih murah daripada menggunakan truk. Baca juga: RMK Energy Catatkan Laba Bersih Rp 141,8 Miliar pada Semester I-2022 Dia bilang, dengan kereta api, tarif yang dibebankan adalah Rp 670-Rp 720 per ton per km, sementara menggunakan truk Rp 1.600 – Rp 2.000 per ton per km.
Selain itu, klien juga lebih mudah dalam melakukan bongkar muat dengan train loading system (TLS), yang tentunya berbeda dengan pengangkutan dengan truk yang dilakukan secara konvensional. “Selain itu dari segi volume, pengangkutan batu bara dengan kereta api memuat 2.800 ton per kereta, sementara dengan truk hanya 30 ton per truk,” kata Vincent di Menara Kompas, Jakarta, Rabu (23/11/2022).
Sumber dan berita selengkapnya:
https://money.kompas.com/read/2022/11/23/173000826/rmke-bidik-potensi-angkutan-bongkar-muat-batu-bara-melalui-kereta-api
Salam,
Divisi Informasi