Oleh: Setijadi | Chairman Supply Chain Indonesia
Dalam kunjugan kerja menuju Pelabuhan Yos Sudarso, Kota Ambon (9/2), Presiden Joko Widodo menyatakan perlunya mempercepat pembangunan Tol Laut untuk mewujudkan konektivitas antar pulau untuk penurunan dan pemerataan harga komoditas dengan menambah jumlah armada kapal dan mempercepat integrasi Program Tol Laut dan Jembatan Udara.
Pengembangan konektvitas nasional menghadapi tantangan karakteristik geografis wilayah Indonesia sebagai negara kepulauan dengan lebih dari 17.000 pulau dengan luas daratan 1.922.570 km2 dan luas perairan 3.257.483 km2.
Selain itu, ketersebaran demografis dan pertumbuhan ekonomi tidak merata. Ketidakmerataan pertumbuhan ekonomi dan industri menjadi salah satu penyebab ketidakseimbangan arus volume barang yang berdampak terhadap inefisiensi transportasi dan logistik
Dengan mempertimbangkan karakteristik geografisnya, Indonesia harus mengembangkan sistem transportasi multimoda dengan transportasi laut sebagai backbone. Program-program pengembangan konektivitas seperti tol laut dan jembatan udara harus dikembangkan dengan suatu rencana pengembangan transportasi multimoda secara integrasi.
Upaya penurunan dan pemerataan harga komoditas harus dilakukan dengan strategi yang menjadi bagian rencana induk (master plan) pengembangan sistem transportasi dan konektivitas nasional secara terintegrasi. Strategi ini dirumuskan dengan mempertimbangkan arus barang saat ini dan proyeksi peningkatan arus barang berdasarkan potensi pertumbuhan ekonomi nasional dan dampak perekonomian global. Selain itu, harus dipertimbangkan pula potensi komoditas dan rencana pengembangan industri wilayah.
Dalam upaya peningkatan efisiensi transportasi nasional, Pemerintah harus melibatkan para penyedia jasa transportasi, baik untuk masing-masing moda transportasi maupun multimoda. Untuk transportasi laut, misalnya, Pemerintah harus memberikan kesempatan dan memberdayakan peranan perusahaan-perusahaan pelayaran nasional, baik swasta maupun BUMN.
Dalam pengembangan konektivitas, diperlukan pelayaran yang mempunyai kemampuan mendistribusikan barang dengan jumlah dan kapasitas kapal yang bervariasi, serta dengan jaringan pelayaran luas. Pelayaran ini memfasilitasi penyeberangan antar pelabuhan.
Salah satu perusahaan yang berpotensi besar untuk berperan adalah PT ASDP Indonesia Ferry. Potensi ini bisa dilihat dari pelayanan penyeberangan yang mencapai 180 lintasan dengan 135 kapal komersial dan perintis sampai dengan tahun 2015.
Potensi penting lainnya adalah jumlah armada yang dimiliki perusahaan ini, yaitu 135 unit armada kapal jenis roll on – roll off (ro-ro). Dari jumlah itu, 75 kapal untuk melayani lintasan komersial, 60 kapal lintasan keperintisan, 1 kapal keperluan sewa (charter) dan 1 kapal Kerjasama Operasi (KSO).
Pengembangan sistem transportasi dan konektivitas nasional harus memanfaatkan dan memberdayakan keberadaan pelabuhan-pelabuhan di Indonesia. Saat ini terdapat 2.154 pelabuhan, yang terdiri atas 111 pelabuhan komersial, 1.129 pelabuhan non komersial, dan 914 terminal khusus.
Terima kasih.
Bandung, 12 Februari 2017
Setijadi
Chairman
Supply Chain Indonesia
E-mail: setijadi@SupplyChainIndonesia.com
www.SupplyChainIndonesia.com
Download Catatan ini:
Catatan SCI - Sangat Penting, Pemberdayaan Pelaku Transportasi Laut dalam Pengembangan Konektivitas (579.1 KiB, 200 hits)