Oleh: Setijadi | Chairman at Supply Chain Indonesia
Logistics Performance Index (LPI) tahun 2014 menunjukkan kinerja sistem logistik Indonesia yang belum optimal. LPI 2014 menempatkan Indonesia pada peringkat 53 dari 160 negara. Di antara negara-negara ASEAN, Indonesia berada pada posisi ke-6 di bawah Singapore (peringkat 5), Malaysia (25), Thailand (35), dan Vietnam (48). Indonesia hanya lebih baik dibandingkan Philippines (57), Cambodia (83), Laos (131), dan Myanmar (145). LPI diukur berdasarkan komponen-komponen: customs, infrastructure, international shipment, competence and quality of logistics services, tracking and tracing, dan timeliness.
Rencana perbaikan dan pengembangan sistem logistik Indonesia telah tertuang dalam Cetak Biru Pengembangan Sistem Logistik Nasional (Sislognas) yang ditetapkan dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2012. Walaupun telah mempunyai payung hukum, implementasi Sislognas masih banyak terkendala. Hal ini bisa dilihat dari implementasi berbagai rencana aksi yang akan sulit mencapai target pada tahap I yang akan berakhir pada tahun 2015.
Logistik merupakan bidang yang bersifat multisektoral, sehingga upaya untuk memperbaikinya perlu dilakukan oleh semua pihak terkait, termasuk para pelaku logistik (PL) dan penyedia jasa logistik (PJL). PL dan PJL terdiri atas perusahaan-perusahaan swasta dan perusahaan-perusahaan BUMN.
Sebagai bagian dari PJL, perusahaan-perusahaan BUMN sektor logistik mempunyai potensi besar untuk berperan dalam implementasi sistem logistik nasional, termasuk dalam peningkatan efisiensi biaya logistik. Berdasarkan analisis Supply Chain Indonesia (SCI), total aset BUMN sektor logistik pada tahun 2012 sebesar Rp 153,9 triliun. Nilai aset ini menunjukkan potensi yang besar untuk berperan dalam sistem logistik nasional.
Potensi peranan BUMN sektor logistik karena infrastruktur, fasilitas, dan layanan yang dimilikinya.
• BUMN sektor logistik mengelola infrastruktur yang sangat lengkap, mencakup kepelabuhanan, kebandarudaraan, jalan, dan rel kereta api.
• Fasilitas yang dimiliki BUMN tersebar dan menjangkau berbagai wilayah Indonesia.
• Perusahaan-perusahaan BUMN sektor logistik beserta anak-anak usahanya mempunyai berbagai layanan logistik, antara lain: pergudangan, transportasi, freight forwarding, depo peti kemas, dan sebagainya.
Infrastruktur, fasilitas, dan layanan BUMN sektor logistik tersebar di berbagai perusahaan.
• Pengelolaan infrastruktur dilakukan oleh PT Pelabuhan Indonesia I-IV (Persero) untuk kepelabuhanan, PT Angkasa Pura I-II [Persero] untuk kebandarudaraan, PT Jasa Marga (Persero] untuk jalan, dan PT Kereta Api Indonesia (Persero) untuk perkeretaapian.
• Fasilitas dan layanan logistik dimiliki dan dilakukan oleh beberapa perusahaan BUMN maupun anak usahanya yang bergerak dalam sektor logistik, yaitu: PT Bhanda Ghara Reksa (Persero), PT Berdikari, gabungan PT Kawasan Berikat Nusantara (Persero) dan PT Varuna Tirta Prakasya (Persero), PT Pos Indonesia (Persero), PT Pos Logistik Indonesia, PT Kereta Api Logistik, PT Angkasa Pura Logistik, dan lain-lain.
Fasilitas dan layanan yang tersebar di beberapa perusahaan BUMN dan anak-anak usahanya berpotensi menimbulkan inefisiensi logistik, karena utilisasi aset dan investasi (pengembangan fasilitas), pelayanan tidak terintegrasi, dan terjadi persaingan antar perusahaan/anak usaha BUMN sejenis.
Perlu upaya untuk membangun sinergi di antara perusahaan BUMN/anak usaha di sektor logistik. Sinergi ini akan bermanfaat untuk meningkatkan utilisasi aset, optimalisasi rencana investasi (pengembangan fasilitas), meningkatkan integrasi pelayanan, dan meningkatkan daya saing.
Sinergi BUMN/anak usaha di sektor logistik akan meningkatkan efisiensi operasional yang akan berdampak bagi perusahaan-perusahaan yang dilayani (baik swasta maupun BUMN produsen) dan meningkatkan profitabilitas BUMN/anak usaha di sektor logistik itu sendiri.
Dalam ruang lingkup yang lebih luas, sinergi BUMN/anak usaha di sektor logistik akan berdampak terhadap peningkatan efisiensi logistik nasional. Sinergi ini juga akan mendukung pencapaian misi Sislognas, yaitu memperlancar arus barang secara efektif dan efisien, serta membangun simpul simpul logistik nasional dan konektivitasnya mulai dari pedesaan, perkotaan, antar wilayah, dan antar pulau. Selain itu, sinergi ini juga berpotensi meningkatkan LPI Indonesia, terutama berkaitan dengan komponen competence and quality of logistics services.