HONGKONG, KOMPAS – Penyelesaian masalah logistik di Indonesia membutuhkan upaya pembenahan di berbagai aspek. Langkah tersebut memerlukan koordinasi dari seluruh pemangku kepentingan.Salah satunya adalah pembenahan pelabuhan.
“Pelabuhan harus diarahkan berkelas dunia, produktivitasnya tinggi, lama tunggu diberesi,” kata Presiden Direktur PT Pelabuhan Indonesia II/IPC Richard Joost Lino, seperti dilaporakan wartawan Kompas, C AntoSaptowalyono, dari Hongkong, Kamis (25/6) malam.
Menurut Lino, praktik bagus pelabuhan-pelabuhan di negara lain bisa ditiru sebagai standar untuk menciptakan efisiensi. Pembuatan peraturan unik yang malah membikin susah harus dihindari.
Supaya ekonomis, Lino mengatakan, pelabuhan-pelabuhan mulai Belawan, Surabaya, Makassar, sampai Sorong harus dibuat mampu didarati kapal di atas 3.000 TEU.
HARGA BBM
Menurut Lino, harga BBM yang dibayar perusahaan-perusahaan pelayaran di Indonesia pun berpengaruh terhadap biaya logistik. Tanpa muatan yang ekonomis, pengeluaran BBM tidak sebanding dengan pendapatan.
Lino mengatakan, peningkatan produktivitas dapat dilakukan dengan melatih orang, membenahi peralatan dan manajemen.“Membangun dermaga baru bukan solusi.Solusinya adalah menciptakan efisiensi pelabuhan,” ujarnya.
Sumber dan berita selengkapnya:
Kompas, edisi cetak 26 Juni 2015